2 Penyediaan tempat sampah dan alat-alat kebersihan. Penyediaan tempat sampah ini sangat perlu bagi masyarakat untuk membiasakan membuang sampah di tempatnya. Tempat sampah yang disediakan ada 3 macam, yaitu untuk sampah organik (warna hijau), sampah anorganik (warna kuning) dan limbah berbahaya/beracun (warna merah).
Air bersih masih menjadi persoalan bagi kabupaten dan kota di Provinsi NTT akibat dari kerusakan ekosistem hutan dan daerah aliran sungai DAS. Pemerintah juga tidak melindungi sumber-sumber mata air melalui peraturan daerah Walhi NTT meminta agar pemerintah daerah harus melakukan kajian lingkungan menyeluruh atas wilayah-wilayah resapan atau penyimpan air di setiap daerah. Juga harus menindak tegas pihak-pihak swasta yang monopoli atau melakukan privatisasi sumber air yang berdampak pada ketersedian air untuk rakyat Data pada 2019 yang menyatakan 75 persen warga NTT memiliki akses terhadap sumber air yang berkelanjutan. Persentase ini hanya merujuk pada ketersediaan sumber air dan belum memenuhi hak dasar lain seperti standar layanan yang baik dengan adanya saluran pipa dan keterjangkauan harga air bagi penduduk. Permasalahan air bersih di Kota Kupang telah lama dirasakan oleh masyarakat dan sampai sekarang belum juga mendapat penyelesaian serius. Berbagai faktor mempengaruhinya seperti debit sumber air baku yang menurun, peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk di perkotaan akibat urbanisasi serta buruknya kemampuan manajerial operator air minum. Nusa Tenggara Timur NTT selalu dinobatkan menjadi daerah yang kering dimana setiap tahun selalu dihantui gagal tanam akibat dari kerusakan kantong-kantong air atas ulah manusia. Cadangan air tanah CAT pun semakin berkurang dan air layak konsumsi masih menjadi problem mendasar. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya aktivitas pertambangan, kerusakan hutan dan lingkungan hidup lain. Hasil riset Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK tahun 2016 menyebutkan dari 22 kabupaten Kota di NTT, hanya Kota Kupang dan Kabupaten Malaka yang tidak mengalami kekeringan. “Jadi jelas sebagian besar kabupaten di NTT mengalami problem yang sama, yaitu krisis air,” kata Umbu Tamu Ridi Djawamara, Kepala Divisi Hukum Walhi NTT kepada Mongabay Indonesia, awal April 2021. Umbu Tamu menyebutkan bersamaan dengan krisis tersebut, tidak dapat disangkal kerusakan ekosistem hutan sebagai fungsi penyangga ekositem makin hari makin mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, sebutnya, kebakaran hutan di NTT mendapatkan predikat dengan tingkat titik api tertinggi di Indonesia yang pada tahun 2019 yang mencapai titik api dengan luas yang terbakar ha. baca Bangun Tujuh Bendungan di NTT, Apakah Bisa Menjawab Krisis Air? Sejumlah warga membawa jerigen kosong untuk mengisi air bersih saat pembagian air bersih oleh pihak kepolisian di Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, Sabtu 19/9/2020. Foto Antara /Kornelis Kaha Dia katakan, selain kerusakan lingkungan karena kebakaran hutan dan lahan karhutla juga terjadi dampak lingkungan dari aktivitas 9 perusahaan tambang yang arealnya terindikasi berada pada kawasan hutan konservasi, dengan luas sekitar ha. “Terdapat 77 perusahaan tambang yang arealnya terindikasi berada pada kawasan hutan lindung dengan luas sekitar hektare. Ada juga alih fungsi kawasan hutan menjadi kawasan perkebunan monokultur tebu seperti di Sumba Timur,” paparnya. Pengelolaan Konvensional Selain kerusakan ekosistem hutan, juga terjadi kerusakan daerah aliran sungai DAS terbesar di Timor Barat, DAS Benanain, yang juga sungai terpanjang di Timor Barat. Umbu Tamu menjelaskan sebanyak 30 persen wilayahnya telah menjadi wilayah pertambangan dan terdapat 72 IUP yang mencakup wilayah Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara TTU. Dia menyesalkan rata-rata pemerintah kabupaten di NTT masih melakukan pengelolaan sumber daya air dengan cara konvensional. Ia katakana tidak ada perencanaan jangka panjang berkaitan dengan ketersedian air di masa yang akan datang. “Sumber-sumber mata air tidak dilindungi dengan kebijakan daerah. Masih belum menyebarnya pandangan dan tidak adanya regulasi bahwa wilayah Bentang Alam Karst BAK adalah zona prioritas yang harus dilindungi karena merupakan tempat cadangan air tanah permanen,” ungkapnya. Umbu Tamu sebutkan pemerintah malah masih mengizinkan usaha pertambangan di wilayah-wilayah yang merupakan kawasan karst. Contoh kasus di Kampung Lengko Lolok dan Luwuk di Desa Satar Punda, Kabupaten Manggarai Timur. Dia mengakui banyak proyek pembangunan di daerah yang nota bene di wilayah tersebut memiliki potensi penyimpan air yang harusnya menjadi zona lindung tetapi tidak dipertimbangkan dengan kebijakan yang melindungi. baca juga Walhi NTT Hadapi Tiga Krisis Besar. Apa Saja? Warga Desa Balawelin, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, sedang mengambil air dari sumur air payau yang berada di pesisir pantai desanya untuk dikonsumsi. Foto Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia Menurutnya, cara pandang pemerintah ini tercermin dalam regulasi dari pusat sampai daerah. Ia sesalkan ekosistem air dipandang terpisah dari air itu tersendiri, salah satunya hutan dan karst sebagai sumber resapan dan penyimpan air yang sangat penting. “Akumulasi krisis di atas menjadi semakin rentan apabila pemerintah tidak memprioritaskan persoalan air menjadi persoalan yang besar. Masyarakat petani sangat terdampak karena mengandalkan ketidaktersedian air untuk aktivitas bertani, “ ungkapnya. Walhi NTT kata Umbu Tamu, meminta pemerintah daerah harus tegas mengaudit berbagai aktivitas pertambangan yang melanggar hukum di setiap daerah. Selain itu tegasnya pemerintah daerah harus melakukan kajian lingkungan menyeluruh atas wilayah-wilayah resapan atau penyimpan air di setiap daerah dan melakukan upaya perlindungan hukum berupa peraturan daerah dan sejenisnya. Pemerintah daerah harus menindak tegas pihak-pihak swasta yang monopoli/privatisasi sumber air yang berdampak pada ketersedian air untuk rakyat Pemerintah daerah juga diminta harus memiliki road map pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan. “Pemerintah daerah harus mengutamakan air untuk rakyat, harus membatasi swastanisasi air yang monopoli dan melakukan komersialisasi,” tegasnya. perlu dibaca Krisis Air Mengancam, Ini Ragam Cara Panen Air Hujan Warga Desa Balawelin, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, sedang mengambil air dari sumur air payau yang berada di pesisir pantai desanya untuk dikonsumsi. Foto Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia Menurun Saat Kemarau Menurut Dewa Ayu Putu Eva Wishanti Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya dalam risetnya yang dikutip dari The Conversation , mengatakan air masih menjadi persoalan pelik di NTT. Eva katakana dalam riset bersama tim pada 2016-2017 menunjukkan banyak penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan TTS di NTT harus menempuh jarak sepanjang 6 sampai 10 kilometer untuk membeli air bersih seharga Rp2 ribu per jerigen berisi 20 liter. Kini, pada 2021, harganya per 20 liter. Di daerah tersebut sebut Eva, kaum perempuan dan anak sekolah harus membeli air bersih dari mobil tangki keliling, yang banyak disediakan oleh swasta atau perorangan. Tak jarang, kata dia, mereka harus berebut karena mobil tangki tak dapat maksimal memenuhi permintaan warga. “Kondisi ini sangat umum ditemukan di sana dan kontras dengan data pada 2019 yang menyatakan 75 persen warga NTT memiliki akses terhadap sumber air yang berkelanjutan,” sebutnya. Eva katakana persentase ini hanya merujuk pada ketersediaan sumber air dan belum memenuhi hak dasar lain seperti standar layanan yang baik dengan adanya saluran pipa dan keterjangkauan harga air bagi penduduk. Dia memaparkan, di Kupang, Ibu Kota NTT, harga air bersih satu tangki ukuran 5 ribu liter dapat mencapai Rp200 ribu. Pada 2017, dari 51 kelurahan di Kupang, 48 di antaranya menderita krisis air sehingga pemerintah harus memasok 100 tangki air. Saat musim kemarau, kata dia, air dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM berkurang debitnya dan layanan air yang mengalir ke rumah tangga dapat menurun drastis hingga sekali seminggu. Hal ini tegasnya, menimbulkan masalah sistemik yang menghambat kampanye Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM. “Riset kami menunjukkan bahwa masyarakat sudah memahami pentingnya toilet sehat untuk mencegah penyakit tapi dengan akses air yang makin kritis program ini menjadi dipinggirkan,” ungkapnya. baca juga Begini Perjuangan Masyarakat Solor Barat Dapatkan Air Bersih Warga Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, NTT sedang mengambil air dari lubang-lubang yang digali di pinggir kali Magepanda saat musim kemarau. Foto Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia Selain itu tambah Eva penggunaan toilet komunal juga tak berjalan baik karena jauh dari perumahan warga. Terlebih, untuk membangun toilet standar, penduduk sebuah kabupaten harus merogoh Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per kepala rumah tangga. Dia paparkan, jumlah pengeluaran rumah tangga untuk membeli air bersih dan penggunaan toilet umum per bulan sangat besar, rata-rata sekitar Rp300 ribu sampai Rp400 ribu per keluarga. Bandingkan dengan Upah Minimum Kota/Kabupaten di NTT tahun 2020 yang hanya sebesar Rp Eva mengatakan, pemerintah baru saja menyelesaikan pembangunan tiga waduk di NTT tapi wadah penampungan air hujan tersebut merupakan solusi teknis berbiaya operasional mahal. “Waduk ini hanya akan berkelanjutan memasok air jika pemerintah mampu mengundang partisipasi berbagai pihak untuk berinvestasi di sektor penyediaan air bersih,” ucapnya. Masih Terus Terjadi Dalam tulisan berjudul Air Bersih Masih Menjadi Pekerjaan Rumah Walikota Kupang’ di Tuak Lontar 2020, Erik Pratama Dima Talo dari Sahabat Alam NTT Shalam menyoroti krisis air bersih di Kota Kupang. Erik tegaskan,permasalahan air bersih di Kota Kupang bukan lagi masalah yang baru dihadapi, tapi permasalahan yang telah lama dirasakan oleh masyarakat dan sampai sekarang belum juga mendapat penyelesaian serius. Ia katakan, berbagai faktor mempengaruhinya seperti debit sumber air baku yang menurun, peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk di perkotaan akibat urbanisasi, serta buruknya kemampuan manajerial operator air minum. “Hal ini ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan penduduk mengakses air minum dengan baik atau layak. Apalagi Kota Kupang merupakan pusat berbagai kegiatan di NTT,” ucapnya. Ibu-ibu berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih di Atambua, Nusa Tenggara Timur. Foto Wisuda/Mongabay Indonesia Erik paparkan persentase rumah tangga yang mengalami kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau sebesar 35,8% dengan tingkat konsumsi air tertinggi yaitu >50 liter per hari. “PDAM Kota Kupang sama sekali belum bisa menjawabi kebutuhan masyarakat akan air bersih,” sesalnya. Erik membeberkan, PDAM Kota Kupang melayani pelanggannya sebanyak pelanggan dan yang aktif pelanggan. Sumber air yang dimiliki yakni 14 sumur bor, 2 air permukaan, dan curah Badan Layanan Umum Daerah Sistem Penyediaan Air Minum BLUD SPAM NTT, dengan memiliki kapasitas produksi sebanyak 146,6 liter/detik. Di Kota Kupang tercatat ada 14 Kelurahan yang mendapat air dari Bendungan Tilong yang dikelola oleh BLUD SPAM. Antara lain Naimata, Penfui, Liliba, TDM, Kayu putih, Oebobo, Lasiana, Oesapa barat, Oesapa selatan, dan Pasir Panjang. Tapi ada tiga kelurahan yang terparah mengalami krisis air bersih. Yakni Naimata, Penfui, alasan kualitas air yang kotor, maka pendistribusiannya pun telah diputuskan dari BLUD sejak bulan september 2019. Erik menjelaskan pada saat musim kemarau, pemilik sumur bor, atau depo pengisian air tangki di Oepura misalnya, dapat menyuplai air ke mobil tangki 100 hingga 150 buah dengan harga Rp100 ribu. Dia sebutkan, data dari Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2018 menyebutkan, jumlah penduduk Kota Kupang sebanyak jiwa, dan setiap jiwa akan membutuhkan air bersih per harinya sebanyak 100 liter. Maka dalam sebulan kata dia, kebutuhan akan air bersih masyarakat bisa mencapai m3/bulan. “Ini tentu akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menyelesaikan persoalan air bersih yang terjadi selama ini masih menghantui,” pungkasnya. Artikel yang diterbitkan oleh
Permasalahanterkait air bersih pada masyarakat berhubungan dengan aspek fasilitas, jarak, dan musim. (2) Masyarakat Kampung Jomblang Perbalan sudah mampu melakukan strategi adaptasi untuk menyelesaikan permasalahan air bersih di lingkungan sekitarnya.
Oleh Rizky Kurniawan Research and Education Development Himatesil Permasalahan penyediaan air Setiap musim kemarau, selalu muncul masalah kekeringan yang melanda indonesia. salah satu provinsi yang mengalami kekeringan pada satu bulan terakhir adalah Jawa Tengah. Kekeringan telah melanda sembilan kabupaten yang meliputi 530 desa. Kabupaten yang mengalami kekeringan antara lain Banjarnegara, Blora, Boyolali, Demak, Grobogan, Pati, Purbalingga, Temanggung, dan Kabupaten Wonogiri. Kekeringan ini bahkan sering terjadi pada kemarau normal untuk beberapa daerah seperti nusa tenggara. Krisis air ini sering dianggap bukan permasalahan yang krusial, padahal permasalahan krisis air ini memiliki potensi konflik yang luar biasa di masa depan, khususnya bagi penduduk di pulau Jawa dan Bali. Tindakan pengendalian untuk mengatasi masalah krisis air juga masih dilakukan dengan pendekatan simptomatik dengan gaya instan. Ketika kekeringan terjadi, maka penyelesaiannya hanya dengan distribusi air bersih melalui tangki air, penyediaan pompa, pembiran air dan perbaikan jaringan irigasi. Gaya pendekatan seperti ini sebenarnya tidak menyentuh pada akar permasalahan secara menyeluruh. Sebaliknya masalah yang dihadapi akan muncul secara berulang-ulang dan dalam intensitas yang semakin meningkat. Berdasarkan information dari Kementerian Riset dan Teknologi, pada tahun 2000 secara nasional ketersediaan air permukaan hanya mencukupi 23% dari kebutuhan penduduk. Sementara itu Pulau Jawa dan Bali kondisinya sudah defisit air sejak tahun 1995. Saat musim kemarau di Jawa terjadi defisit air sekitar 130 ribu juta meter kubik per tahunnya. Maka tidak aneh jika setiap musim kemarau di Jawa dan Bali seringkali terjadi krisis air di beberapa daerah. Krisis air tersebut menyebabkan terganggunya stabilitas ketersediaan air bagi masyarakat. Banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses air sehingga harus berjalan berkilo-kilo untuk mendapatkan air. Air yang didapat pun tak jarang memiliki kualitas dibawah standar. Penyediaan air minum di Republic of indonesia masih menjadi sesuatu yang kompleks. Sumber gambar Di Republic of indonesia, salah satu kendala utama dalam penyediaan air bersih adalah terbatasnya pasokan air. Sebagian besar PDAM beroperasi dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Sementara sungai yang ada sudah banyak mengalami degradasi yang disebabkan kerusakan DAS, masalah antropogenik, dan melemahnya perlindungan terhadap sungai. Faktor perubahan iklim juga menyababkan tendency kecenderungan debit sungai mengecil secara signifikan. Sungai Bengawan Solo turun hingga 44,18 miii/det, Sungai Serayu turun hingga 45,76 miii/det, dan sungai Cisadane turun hingga 45,x m3/det. Pada musim kemarau, debit aliran dasar base flow sungai cenderung sangat rendah sehingga mengakibatkan permasalahan baru seperti intrusi air laut, krisis air, dan konflik dengan pengguna lain seperti untuk pertanian. Tidak hanya kuantitas, dari segi kualitas pun mengalami penurunan. Berdasarkan data kemetrian riset dan teknologi, sekitar 70% PDAM di Indonesia mengalami penurunan kualitas air. Teknologi NTP Natural Treatment plant yang diterapkan di Jerman Penyediaan air minum di Indonesia sudah tidak bisa dikelola dengan sistem bussines as usual. Mengambil air dari sungai, mengolah, dan mendistribusikan kepada masyarakat. Dengan menurunnya kualitas dan kuantitas air sungai yang mengalami degradasi akan menyebabkan biaya operasional akan lebih tinggi. Hal ini akan berimbas dengan tingginya biaya yang dibebankan kepada konsumen. Sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk mengatasi masalah ini. Sutopo Purwo Nugroho, Peneliti Utama Bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah di BPPT & Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB untuk sebuah media massa nasional di Jakarta menjelaskan, salah satu teknologi yang perlu dikembangkan adalah Natural Treatment Constitute NTP, yakni menyadap air langsung dari akuifer di dalam tanah dan mendistribusikan ke hilir. Lapisan akuifer di daerah pegunungan digali atau dicoblos dengan pipa-pipa dan dibuat terowongan bawah tanah. Pada terowongan tersebut disediakan lubang-lubang untuk masuknya air tanah. Pengambilannya dilakukan seperti sumur biasa yang lazim ditemui di Indonesia. Pipa-pipa horizontal yang menyebar mengelilingi dasar sumur dipasang sepanjang lx meter sehingga memperbesar kapasitas penyadapan. Air sadapan tersebut akan ditampung di reservoar untuk didistribusikan ke kota atau daerah Konsep ini banyak diterapkan di 80% air minum dipasok dari air tanah dan mata air yang disadap dengan teknologi NTP sehingga jarang ditemukan instalasi penjernih air di Jerman. Di kota Munich, penyediaan air melalui NTP mampu mengalirkan air hingga 6,5 m3/detik untuk mencukupi 1,five juta jiwa dan industri. Pada penerapannya, Daereah Tangkapan Air DTA harus diawasi secara serius. DTA seluas 6000 ha yang sebagian milik pemerintah dan sebagian milik penduduk yang umumnya adalah peternak., dijaga dari pencemaran lingkungan. Petani dilarang menggunakan pupuk kimia di DTA dan sebagai gantinya pemerintah memberikan kompensasi subsidi 250 euro per hektar dan petani diperbolehkan mengambil pupuk kompos yang diproduksi secara lokal. Keuntungan yang diperoleh sangat besar, karena tidak membutuhkan bahan kimia untuk mengolah air minum. Selain itu tidak diperlukan pompa distribusi karena letak reservoar berada di pegunungan. Kualitas air yang dihasilkan sekelas natural mineral water. Kualitas dan kontinuitas terjamin, dan DTA dapat dikonservasi. Indonesia sebagai negeri yang memiliki banyak gunung api aktif maupun not aktif sangat berpotensi untuk mengembangkan NTP. Topografi pegunungan dan perbukitan yang banyak tersebar berpotensi menjadi menara airn yang sangat besar. Namun pemanfaatan teknologi pencoblosan akuifer masih sering diabaikan. Tidak aneh jika para pakar jerman, diantaranya Prof. Dr. Cembrowiez dari Universitas Karlsruhe mengatakan “Bagi Pulau Jawa yang memiliki banyak daerah gunung api dan pegunungan dengan curah hujan yang tinggi, seharusnya tidak perlu mengalami kesulitan air. Justru fenomena aneh yang ada. Air yang begitu jernih keluar dari mata air dengan melimpah, kemudian mengalir ke sungai dan dicemari oleh limbah pertanian, domestik, industri, sampah hingga berwarna coklat dan berbau. Lalu diambil untuk air baku, diolah, didistribusikan, dan dikonsumsi oleh masyarakat. Mengapa tidak diambil di mata air saja dengan disadap lalu didistribusikan ke bawah?”

Semanu dan Paliyan. Daerah yang mengalami kekeringan cukup parah di Gunung Kidul terjadi di Kecamatan Rongkop dan Kecamatan Tepus di mana warga harus membeli air bersih dengan harga yang tidak murah bahkan ada yang harus mencari air dengan jarak yang cukup jauh dan medan yang sulit. Dampak dari musim kemarau tersebut mengakibatkan

Ilustrasi Upaya mengurangi krisis air bersih. Sumber foto Indonesia, air termasuk dalam sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dan digunakan setiap hari. Lantaran itulah, penting adanya untuk tahu upaya mengurangi krisis air bersih di Indonesia. Upaya mengurangi krisis air bersih perlu dilakukan karena air memang merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan makhluk hidup, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga manusia. Air bersih sangat penting bagi kehidupan. Melansir dari buku Mewaspadai Terjadinya Krisis Sumber Daya Air Bersih, Wandowo. 2005, dijelaskan bahwa air bersih akan sulit untuk didapatkan bila terjadi pencemaran, jumlahnya berkurang, dan berbagai faktor lainnya. Bila manusia kesulitan mendapatkan air bersih, maka secara otomatis akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti minum, memasak, hingga Upaya Mengurangi Krisis Air Bersih di IndonesiaAda berbagai upaya mengurangi krisis air bersih yang bisa kita lakukan di Indonesia, berikut 3 contohnya sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut pada buku Tema 8 untuk Kelas 5 SD/MI Subtema Menanam Pohon dan Membuat Tempat Penampungan Air HujanPohon membantu tanah untuk melakukan penyerapan air, sehingga dapat menyimpan persediaan air bersih. Jadi, dengan menanam pohon, artinya kita melakukan upaya atau cara untuk menangani krisis air bersih yang satu upaya yang juga bisa dilakukan untuk mengatasi krisis air adalah dengan membuat penampungan air hujan. Dengan melakukan ini maka air hujan bisa dimanfaatkan untuk memenuhi beberapa Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaranPemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak pelanggaran yang dilakukan oleh perorangan atau pabrik yang membuang sampah dan limbahnya ke Mengembangkan teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersihTeknologi level standar yang digunakan di Indonesia saat ini tidak bisa betul-betul bekerja efektif pada pengairan. Kurangnya ruang dan jarak sumber air yang dekat juga menjadi alasan lainnya. Karena itulah, perlu untuk melakukan penyebaran sumber daya teknologi ke daerah-daerah. Hal ini dianggap lebih efektif daripada pemusatan di satu sektor. Bukankah pada dasarnya sumber air yang tersedia bukan hanya terletak pada satu titik saja? DNR faktoryang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di Bank Sampah PITOE Jambangan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan sampah yang dialami oleh Kota Surabaya. Untuk mengatasi masalah sampah, Pemkot Surabaya bekerjasama dengan pihak swasta melalui program Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat. Masalah air merupakan masalah yang utama, baik masalah penyediaan air bersih di kota dan di desa, pencemaran air, serta masalah penyaluran dan pengelolaan air buangan penduduk dan industri. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahluk di dunia. Oleh karena itu, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia berbagai upaya dilakukan untuk menyediakan air bersih yang aman bagi kesehatan. Adapun air yang sehat harus memenuhi empat kretiria parameter, yaitu sebagai berikut Pertama adalah parameter fisik yang meliputi padatan terlarut, kekeruhan , warna, rasa, bau, dan suhu. Kedua adalah parameter kimiawi yang terdiri atas berbagai ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen kimia. Ketiga adalah parameter biologis meliputi jenis dan kandungan mikrooganisme baik hewan maupun tumbuhan. Keempat adalah parameter radioaktif meliputi kandungan bahan – bahan radioaktif. Indonesia memiliki 6% potensi air dunia atau 2 % potensi air di Asia Pasifik. Tapi ironisnya, setiap tahun Indonesia mengalami krisis air bersih secara kualitas maupun kuantitas. Sumber air alam semakin menyusut dan air bersih olahan semakin mahal. Sebanyak 13 sungai yang melewati ibukota Indonesia bahkan tercemar bakteri E-coli, termasuk 70 persen air tanahnya. Di Indonesia, masalah air bersih merupakan masalah klasik yang tidak kunjung usai diberantas. Pada tahun 2013 ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa. Dari jumlah yang begitu banyak, hanya sekitar 20% saja yang memiliki akses terhadap air bersih. Itu pun kebanyakan dari daerah perkotaan yang menikmati air bersih. Sedangkan sisanya, sekitar 80% dari rakyat Indonesia masih mengkomsumsi air yang bisa dikatakan hampir tidak layak dan bahkan tidak layak untuk dikomsumsi. Mengatasi Permasalahan Air Bersih Dengan Membuat Penampungan Air Hujan Air merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa air. Bahkan fakta membuktikan bahwa manusia dapat menahan lapar lebih lama daripada menahan haus. Coba bayangkan apa jadinya apabila kita kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan kita. Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis, memiliki curah hujan rata-rata diatas 2 meter per tahun. Yang artinya kalau semua air hujan yang turun tidak mengalir ke mana-mana, tidak meresap dan tidak menguap maka Indonesia terendam setinggi 2 meter. Jumlah yang terlalu banyak, sehingga malah menimbulkan keluhan. Kita senang di hari-hari pertama musim hujan, lalu mengeluh di hari-hari berikutnya dan sangat lega ketika musim hujan akhirnya benar-benar pergi. Dengan curah hujan yang demikian tinggi, seharusnya air hujan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sumber air bersih di Indonesia. Sayangnya, ketika curah hujan di Indonesia cukup tinggi, masyarakat masih jarang yang memanfaatkannya. Air hujan yang begitu berlimpah, lebih banyak terbuang sia-sia dibanding untuk dimanfaatkan. Sedangkan saat curah hujan sangat rendah, masyarakat justru kekurangan air. Hal ini menjadi suatu ironi yang tidak terelakkan ketika negara lain yang curah hujannya terbatas bisa memanfaatkan air hujan dengan sangat baik seperti Inggris. Dengan curah hujan hanya sekitar 700 mm/tahun saja, Inggris tidak pernah mengalami kekurangan air. Mereka membangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan, sehingga pada saat musim kemarau datang mereka tetap memiliki cadangan air. Oleh karena itu, air hujan perlu dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif, jika tidak ingin kekurangan air bersih saat musim kemarau. Lantas bagaimana cara memanfaatkan air hujan tersebut? Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat Penampungan Air Hujan PAH. Dari pengalaman saya sejak kecil, air bersih merupakan salah satu permasalahan utama di daerah saya. Namun, permasalahan tersebut tidak membuat warga kehabisan akal untuk mendapatkan air bersih. Salah satu cara warga untuk mendapatkan air bersih adalah dengan menampung air hujan saat musim hujan tiba. Cara ini sangat efektif untuk mendapatkan air bersih, walaupun tidak semua bak Penampungan Air Hujan yang dibuat oleh warga mampu bertahan selama musim kemarau. Dengan membuat bangunan penampungan air hujan, warga secara tidak langsung telah memberikan contoh penyediaan air baku mandiri dengan sistem pemanenan air hujan, meskipun saat penggunaannya berlangsung singkat. Di daerah saya, bak Penampungan Air Hujan dengan kedalaman 4 meter sudah termasuk dengan ketinggian 1 meter diatas tanah, dapat bertahan 3-4 bulan pemakaian. [caption id="attachment_292868" align="aligncenter" width="353" caption="Sumber Ilustrasi Gambar Pada dasarnya, bangunan Penampungan Air Hujan sangat sederhana cara pembuatannya. Adapun cara warga membuat bak penampungan air hujan dan cara kerjanya adalah sebagai berikut Pertama-tamawarga menggali tanah disekitar tempat tinggal mereka dengan diameter 1,5-2,5 meter. Dengan diameter tersebut, warga menggali sesuai dengan keinginan dan kemampuan finansial yang mereka miliki. Setelah kedalaman galian sesuai dengan yang di inginkan, maka dilakukan plesteran dan acian agar nanti musim hujan bisa digunakan untuk menampung air hujan. Sebelum musim hujan tiba, bak penampungan yang sudah selesai pengerjaannya dibuatkan penutup, baik dengan menutup langsung dengan plat beton atau dengan membuatkan penutup dari bambu/kayu. Setelah penutup selesai dikerjakan, maka bagian terakhir adalah dengan membuat saluran air yang dihubungkan dengan atap rumah. Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan mengenai pemanfaatan air hujan. Semoga pengalaman yang saya tuliskan lewat artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca, Salam Kompasianer. Makassar, 17 November 2013 Penulis Arif Rahman Sumber Referensi Lihat Catatan Selengkapnya
masyarakatdan LSM yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. longsor dapat mempengaruhi keterbatasan air bersih, kebutuhan sanitasi dasar, ketersediaan pangan yang kemudian akan Wawancara terbuka dilakukan terhadap informan/narasumber yang memahami permasalahan kesehatan di perkotaan sebagai akibat perubahan iklim. Di tingkat
Air bersih merupakan kebutuhan pokok semua manusia. Kita tidak bisa hidup tanpa air dengan catatan beberapa hari mungkin masih bisa. Apakah kamu dapat membayangkan bagaimana sulitnya hidup tanpa air bersih? Sulitnya mencari air jika ingin mandi dan membersihkan diri agar segar setelah lelah seharian beraktivitas, sulitnya mencari air minum ketika sedang haus setelah melakukan olahraga. Tentu itu adalah hal yang sangat ingin kamu hindari. Baca Juga Stakeholder Pengelola Air Bersih di Indonesia Jumlah Manusia VS Ketersediaan Air Air bersih bukan hanya kebutuhan ribuan atau jutaan manusia. Menurut Worldmeters, jumlah manusia di bumi hingga tahun 2021 yaitu 7,8 miliar. Miliaran manusia tersebut termasuk kamu membutuhkan air yang dapat dikonsumsi. Menurut LPPM IPB, walaupun 72% permukaan bumi terisi air namun hanya 3% diantaranya yang merupakan air tawar. Hanya 3% itulah yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Kebutuhan air setiap individu bisa saja berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh keadaan geografis dan karakteristik individu tersebut Sistyanto dan Hadi, 2012. Untuk kebutuhan rumah biasanya kamu akan menggunakan air seperti pada memasak, mandi, mencuci, dan minum. Sedangkan industry memakai air untuk berbagai hal seperti melarutkan suatu senyawa, zat kimia, mencuci mesin, merendam bahan baku, dan lain-lain. Lembaga Penyedia Distribusi Air Usaha pemenuhan kebutuhan air di Indonesia sendiri dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah melalui PDAM Perusahaan Daerah Air Minum, Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat PAMSIMAS, hingga mandiri seperti rumah yang mempunyai sumur baik sumur gali ataupun sumur bor sendiri untuk mendapatkan air yang ada di tanah Dalam menggunakan fasilitas air tersebut bisa saja terjadi beberapa masalah ketika distribusi air menuju rumahmu. Beberapa hal atau masalah yang mungkin terjadi misalnya 1. Ketersediaan Air Kurang Menentu Di beberapa daerah di Indonesia, air tidak selalu tersedia. Musim hujan merupakan musim yang mereka tunggu karena pada saat itu biasanya ketersediaan air lebih terjamin. Sedangkan pada musim kemarau beberapa daerah mengalami kekeringan. Parahnya lagi apabila PDAM belum menjangkau daerah tersebut maka penduduk hanya bisa membeli air yang didistribusikan melalui transportasi seperti truk dan mobil yang memiliki bak penampung. Kualitas air di suatu daerah berbeda-beda tergantung dengan letaknya. Daerah di topografi pegunungan biasanya memiliki ketersediaan air tanah yang melimpah Sistyanto dan Hadi, 2012. Sedangkan di daerah kapur karst biasanya pada musim kemarau lebih rentan untuk kekurangan air. “Sementara ribuan penduduk di daerah Wonogiri dan Gunung Kidul itu setiap puncak musim kering harus membeli air dari Kota Yogyakarta untuk keperluan minum. Mandi saja belum tentu sehari sekali. Kondisi ini dirasakan betul 544 Kepala Keluarga atau jiwa di Desa Pucung, Kecamatan Eromoko,Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah”Joko Sulistyo anggota pecinta alam KMP Giri Bahama, Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Solo dikutip dari 2. Kondisi Air yang Kurang Layak Konsumsi Letak suatu daerah sangat memengaruhi air tanahnya. Daerah di sekitar pantai di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat misalnya. Di sana air tanah bersifat asin dan kurang nyaman jika digunakan untuk mandi. Kulit yang dibersihkan dengan air tersebut biasanya bukan menjadi segar namun justru meninggalkan rasa lengket. Airnya sendiri juga terasa asin sehingga kurang cocok untuk dijadikan air minum. Selain air yang asin, air yang terkontaminasi berbagai senyawa kimia juga merupakan ancaman bagi rumah penduduk yang memanfaatkan air tanah di sekitar daerah industri. Pengelolaan limbah yang belum baik membuat sebuah industri terkadang membuang limbahnya sembarangan entah itu di sungai maupun di lahan sekitar pabriknya. Zat-zat kimia yang terdapat di limbah berpotensi mencemari air tanah sehingga juga mengancam kesehatan penduduk yang rumahnya terletak di sekitar pabrik tersebut. Keluhan Pelanggan Terhadap Perusahaan Daerah Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM seringkali mengalami masalah dalam mendistribusikan air mereka. Masalah tersebut memicu beberapa keluhan pelanggan yaitu masyarakat. Seperti yang dikutip dari bahwa pelanggan meminta PDAM responsif dalam menangani keluhan ketika mereka membutuhkan konsultasi air ketika aliran air yang seharusnya mengalir justru mati. Dalam menanggapi masalah tersebut, pemerintah setempat akhirnya memanfaatkan teknologi informasi agar pengaduan masyarakat bisa tersampaikan secara efektif. Sedangkan di Rembang masyarakat mengeluhkan debit air dari PDAM menurun. Pemerintah Daerah Kabupaten justru sudah menerapkan website yang khusus untuk pengaduan dan konsultasi air bagi masyarakatnya. Dalam laman yang disebut Laras Online itu, masyarakat dapat langsung mengajukan keluhan dimana pihak pemerintah daerah akan menjawab dengan respon Tindak Lanjut di halaman yang sama. Laras Online Pemkab Bogor Layanan SIAB Konsultasi dari Siaga Air Bersih Indonesia SIAB Indonesia juga menyediakan layanan yang dapat membantu berbagai pihak untuk mengirim keluhan mengenai keadaan air di tempat mereka. Dengan membuka laman SIAB Konsultasi, masyarakat bisa melakukan konsultas air secara gratis. Dalam laman tersebut tersedia 2 jenis layanan keluhan yaitu 1. Konsultasi Air Singkat Di dalam segmen konsultasi singkat ini, kamu dapat memilih masalah air mana yang cocok dengan masalah airmu. Kemudian akan muncul jawaban ketika kamu memasukkan pilihan. 2. Konsultasi Air Lebih Lanjut Jika kamu memiliki masalah dengan airmu yang tidak ada solusinya di segmen konsultasi singkat maka dapat melakukan konsultasi di segmen ini. Pada jendela konsultasi singkat, kamu dapat mengunggah foto keadaan air dan membuat keluhan yang sesuai dengan masalah airmu. Sebelum masuk ke jendela ini, kamu perlu registrasi akun terlebih dahulu. Referensi Sistyanto, N. A., & Hadi, M. P. 2012. Penggunaan Air Domestik dan Willingness to Pay Air Bersih PDAM Di Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Jurnal Bumi Indonesia, 13. masyarakat Perlindungan yang nyata akan sumberdaya air sebagai bagian dari lingkungan perairan telah pula dituangkan dalam produk UU 11 tahun 1974 tentang Pengairan dan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. Permasalahan tentang air merupakan salah satu topik yang tidak pernah jemu untuk Kebutuhan akan air merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi. Pertama, dari segi kebutuhan fisik manusia. Tubuh kita terdiri dari ±60 persen air. Asupan cairan pun harus terpenuhi agar metabolisme tubuh dapat berfungsi dengan baik, tidak terkecuali untuk menghindari dehidrasi. Kedua, dari segi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Manusia membutuhkan pelarut tersebut untuk memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Lalu, bagaimana jika terjadi krisis air bersih? Alhasil, tidak ada cukup air yang layak digunakan untuk membersihkan diri maupun dikonsumsi. Tentunya hal tersebut akan berdampak pada kesehatan manusia. Inilah yang menjadi perkara besar, mengingat masalah air bersih di Indonesia khususnya di wilayah-wilayah tertentu masih menjadi momok. PENYEBAB KRISIS AIR BERSIH Menurut Dr. Neil Mcintyre dari Imperial College London, bumi terdiri dari 98 persen air asin dan 2 persen air segar yang layak dikonsumsi. Pada angka 2 persen tersebut, 70 persennya adalah salju dan es, 30 persen air tanah, kurang dari 0,5 persen air sungai dan danau, dan kurang dari 0,05 persennya lagi berasal dari atmosfer. Sementara itu, satu-satunya sumber air bersih terjangkau yang bisa digunakan hanyalah air tanah, sebab air tanah terletak di bawah daratan dangkal. Berdasarkan data di atas, bisa dibayangkan betapa terbatasnya komoditas air bersih yang tersedia. Pada saat yang sama, populasi manusia terus meningkat setiap harinya. Praktis, angka 2 persen tadi akan menjadi rebutan lebih banyak orang. Ironisnya lagi, pertumbuhan penduduk juga turut meningkatkan masalah pencemaran air. Kawasan resapan air terus berkurang, dan kasus-kasus yang disebabkan oleh rendahnya budaya peduli lingkungan terus bertambah. Masalah air bersih pun berkembang menjadi konflik menakutkan di masa depan. Salah satu faktor permasalahan di atas adalah pencemaran air. Problem ini kerap muncul sebagai dampak dari pemukiman dan industri, atau penggunaan teknologi yang kurang ramah terhadap lingkungan. Air pun terkontaminasi mikroorganisme—termasuk senyawa polutan mikro mutagenik dan karsinogenik penyebab kanker, sehingga turut memberikan dampak buruk pada makhluk hidup. Jika air tercemar itu dikonsumsi oleh masyarakat, penyakit-penyakit berbahaya akan turut mengintai. Efeknya, perkara ekonomi untuk pengobatan menjadi lebih pelik lagi. Yang lebih miris, hal ini lebih rawan terjadi pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bencana lainnya juga datang dari alam. Kekeringan akibat musim kemarau misalnya, dapat mengurangi persentase angka ketersediaan air bersih. Adapun pada tahun 2017, BMKG mengeluarkan data menyangkut musim kemarau yang berakibat kekeringan pada berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya menyurutkan sumber air bersih untuk kebutuhan pangan, faktor tersebut juga berpengaruh terhadap industri dan lingkungan. Berhubung air layak konsumsi sukar didapat, industri makanan dan minuman mengakalinya dengan filtrasi pada air yang tak layak. Meskipun sudah disaring, tidak ada jaminan teknologi level standar tersebut akan bekerja sempurna. Di Jawa Barat, Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala BNPB, mengungkapkan bahwa kekeringan yang melanda telah berdampak kepada jiwa penduduk. Sama halnya dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur, mengalami kekeringan yang diakibatkan musim kemarau tahun itu. Lalu, di NTB, sebanyak jiwa turut merasakan dampak dari kekeringan. Di NTT, 9 kabupaten melaporkan kekeringan disebabkan sumber-sumber air yang mengering. Sementara itu, di Yogyakarta, kekeringan menyerang hingga 10 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. SOLUSI DARI MASALAH AIR BERSIH Untuk mencegah masalah air bersih di Indonesia, diperlukan peran aktif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum. Apa saja? Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh sektor swasta maupun masyarakat sekitar. Beberapa pabrik masih “nakal” dalam hal membuang limbah. Alih-alih mengolah atau menetralkan limbah terlebih dahulu, pihak pengelola justru langsung membuangnya ke sungai. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak pelanggaran tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta, tetapi juga pada masyakarat sekitar yang kerap membuang limbah rumah tangga secara sembarangan. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu dikembangkan. Mengingat kepadatan penduduk di Indonesia, teknologi level standar tidak bisa betul-betul bekerja efektif pada pengairan. Kurangnya ruang dan jarak sumber air yang dekat juga menjadi alasan lainnya. Dalam penyediaan air, melakukan penyebaran sumber daya teknologi ke daerah-daerah lebih efektif daripada pemusatan di satu sektor. Bagaimanapun, sumber air yang tersedia tidak terletak pada satu titik saja. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari segi tugas, proses kerja, maupun tanggung jawab kelembagaan. Pemerintah harus menetapkan standar minimal kinerja untuk PDAM, melakukan pemantauan rutin, penegakan, dan memberikan insentif sebagai apresiasi pekerjaan. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil peran yang sangat penting. Pemerintah harus memberikan imbauan terkait beberapa hal penting kepada masyarakat. Salah satunya adalah penghapusan BAB buang air besar di ruang terbuka, terutama sumber-sumber air semisal sungai dan danau. Selain itu, limbah rumah tangga juga perlu diolah dengan tidak mencampur atau membuang limbah cair bersama benda-benda padat dan cemaran berbahaya. Upaya membenahi kesadaran akan lingkungan ini bisa dikatakan lebih besar pengaruhnya daripada tindakan memperbaiki. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini. Poin ini juga merupakan tindakan penyuluhan, hanya saja lebih menjurus kepada anak-anak yang berusia lebih muda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggaet sekolah-sekolah untuk terus mengingatkan para siswa. Tema-tema kesehatan, lingkungan, dan peduli sosial diangkat menjadi salah satu materi pembelajaran. Dengan terlibatnya para generasi muda, kita bisa lebih antisipatif terhadap masalah air bersih di masa depan. Melakukan pertolongan alternatif dengan sedekah air bersih. Dibandingkan dengan kelompok berfinansial cukup, mereka yang kekurangan cenderung terbebani biaya besar untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Jika kekeringan melanda, sumber-sumber air dengan jarak dan biaya terjangkau akan menipis. Akhirnya, masyarakat terpaksa mengeluarkan dana lebih, atau bahkan mengonsumsi air yang kualitasnya lebih buruk. Karena itulah, bantuan air bersih dari sesama merupakan pertolongan yang mulia. Cara bersedekah pun beragam. Bisa dengan memberikan air minum secara langsung, membangun sumber daya air bagi daerah-daerah yang kesulitan, berdonasi, maupun menjadi relawan peduli lingkungan. Karena air begitu penting bagi kehidupan, memberikan atau memudahkan akses air bersih kepada makhluk hidup sama dengan merawat kehidupan itu sendiri. Saat ini, sudah banyak komunitas yang bergerak untuk mengatasi masalah air bersih di Indonesia, salah satunya adalah Komunitas Sedekah Air. Untuk turut memberikan andil, Anda bisa memilih bentuk bantuan yang sanggup Anda berikan. Pertama, memberikan donasi. Kedua, bergabung menjadi relawan untuk mendistribusikan sarana air bersih secara profesional. Ketiga, mengusulkan lokasi yang patut mendapat akses air bersih; pun mencakup komunitas masyarakat atau fasilitas umum—masjid misalnya—yang memang kekurangan air. Sekecil apa pun bantuan Anda, akan memberikan keringanan bagi mereka yang membutuhkan. *Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi. Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut [email protected]

Dimasa pandemi saat ini, ada banyak sekali sektor yang mengalami kelangkaan. Hal tersebut berakibat pada merebaknya virus Covid-19 yang menyebar sangat cepat. Masyarakat di seluruh dunia diminta untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan, menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir.

dheadaniallove26 dheadaniallove26 Jawabanpihak masyarakat , daerah pelosok yg letak geografis wilayah nya memiliki panas matahari lebih terik dari wilayahPenjelasan dih paok sok melerai melerai palalu dia kasih tau malah jd an... Sudah oy jangan menghina orang,itu sama saja menghina ciptaan Tuhan btw udh sma kls 2 Emang dia kelas berapa sih kok nggak bisa pembagian kan kls 2 sudah belajar pembagian apa dia ranking orang yg terbodoh di kelasnya Selanjutnyakami ucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah aktif berperan kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain. 2. PERMASALAHAN MITRA Deskripsi lengkap bagian metode pelaksanaan untuk mengatasi permasalahan sesuai tahapan berikut. 1. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif dan mengarah ke ekonomi

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID bPsCKDdBoDPPIXkhtt3fBYHL_WQQ_9OM4X5ptL6QFUOYQx8RFL_smg==

nSE9idP.
  • lm59lyefbu.pages.dev/312
  • lm59lyefbu.pages.dev/97
  • lm59lyefbu.pages.dev/294
  • lm59lyefbu.pages.dev/369
  • lm59lyefbu.pages.dev/300
  • lm59lyefbu.pages.dev/452
  • lm59lyefbu.pages.dev/314
  • lm59lyefbu.pages.dev/243
  • sebutkan pihak pihak yang mengalami permasalahan air bersih