Iniboleh juga dikatakan bid'ah, tetapi bid'ah hasanah, yaitu bid'ah yang baik. (H.R. Bukhari, lihat Fathul Bari X, hal. 390 - 396) Dari keterangan hadits 1 sampai 5, betapa kita diwajibkan untuk mengikuti sunnah para sahabat yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah Saw. Bahkan dalam hadits yang ke-4 selain ahlu sunnah wal jama'ah

Buletin At Tauhid Edisi 2 Tahun X Salah Kaprah Memaknai Sunnah Sebagian besar orang menganggap sunnah berarti adalah perkara yang tidak wajib sehingga boleh untuk ditinggalkan. Pengertian ini tidak salah secara itu hanya sebagian dari makna sunnah. Agar tidak salah, penting bagi kita untuk mendefinisikan sunnah dengan benar. Sunnah secara bahasa berarti jalan atau metode, baik itu jalan yang baik maupun jalan yang jelek. Hal ini bisa dilihat dari hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, โ€œBarangsiapa yang mencontohkan jalan sunnah yang baik di dalam Islam, maka ia akan mendapat pahala dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang mencontohkan jalan sunnah yang jelek, maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang yang mengerjakannya sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.โ€ร‚ HR. Muslim. Dalam hadits ini, Nabi membagi ada sunnah yang baik dan sunnah yang jelek. Inilah makna sunnah secara bahasa. Adapun secara istilah, makna sunnah memiliki beberapa pengertian 1 Menurut istilah ulama ahli hadits, yang dimaksud sunnah adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam baik berupa perkataan, perbuatan, pembenaran, maupun sifat-sifat yang ada pada diri beliau. Baik sebelum beliau diutus menjadi Nabi maupun sesudahnya. 2. Menurut istilah ulama ahli ushul, yang dimaksud sunnah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang bukan berasal dari Al Qurโ€™an. 3. Menurut ulama ahli fikih, sunnah adalah perkara yang tidak wajib, artinya pelakunya berhak mendapat pahala dan jika meninggalkan tidak berdosa. Adapun makna sunnah menurut salafus shalih lebih luas dari makna di atas. Yang dimaksud sunnah adalah segala sesuatu yang sesuai dengan Al Qurโ€™an dan jalan hidup Nabi beserta para sahabatnya, baik dalam masalah akidah, ibadah, maupun muamalah. Lawan dari makna ini adalah bidโ€™ah. Sehingga dikatakan โ€œorang tersebut di atas sunnahโ€, yakni jika amalannya sesuai dengan Al Qurโ€™an dan petunjuk sunnah Nabi. Dan dikatakan โ€œorang tersebut di atas bidโ€™ahโ€, yakni apabila amalannya menyelisihi Al Qurโ€™an dan sunnah Nabi, atau menyelisihi salah satunya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, โ€œAs Sunnah adalah segala sesuatu yang merupakan ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatanโ€. Lihat pembahasan ini dalam Kun Salafiyyan alal Jaddah Perintah Berpegang Teguh dengan Sunnah Nabi Muhammadร‚ shallallahu alaihi wa sallamร‚ bersabda, โ€œAku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nyaโ€HR. Al Hakim, derajat shahih. Dalam hadits di atas, Nabi yang mulia memerintahkan kepada kita untuk berpegang teguh dengan Al Qurโ€™an dan Sunnah, yang merupakan jalan beragama yang telah ditempuh oleh Nabi dan para sahabatnya. Dalam Al Qurโ€™an, Allah Taโ€™ala berfirman yang artinya, โ€œApa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. โ€œ QS. Al Hasyr7 Tegar di Atas Sunnah Jalan Keluar dari Fitnah Perpecahan dalam umat ini adalah suatu keniscayaan. Inilah sunnatullah, ketetapan Allah yang pasti terjadi. Digambarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang kondisi perpecahan umat ini dalam sabda beliau, โ€œKetahuilah, umat-umat sebelum kalian dari golongan ahlul kitab telah terpecah menjadi tujuh puh dua golongan, dan umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Tujuh puluh dua golongan akan masuk neraka, satu golongan akan masuk surga yaitu al jamaโ€™ahโ€ HR. Ahmad, derajat hasan. Dalam riwayat yang lain disebutkan, โ€œSemua golongan tersebut akan masuk neraka kecuali satu gologan yaitu orang yang berjalan di atas ajaran agamaku dan para sahabatkuโ€ HR. Tirmidzi, derajat hasan. Dua hadits di atas adalah berita yang shahih dari Nabi akan adanya perpecahan yang terjadi dalam umat ini. Demikian pula realita yang kita dapati kaum muslimin berpecahโ€“belah menjadi banyak golongan. Lalu siapakah golongan yang selamat? Merekalah orang-orang yang senantiasa bepegang teguh dengan Al Qurโ€™an dan Sunnah serta memahaminya sesuai dengan pemahaman yang diajarkan Nabi kepada para sahabat beliau dan telah mereka amalkan. Inilah kelompok yang selamat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, โ€œBarangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, kelak dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian tetap berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaโ€“ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya. Gigitlah dengan gigi geraham kalian. Berhati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap ajaran yang baru dalam agama Islam adalah termasuk perbuatan bidโ€™ah, dan setiap bidโ€™ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di nerakaโ€ HR. An Nasaโ€™i, derajat hasan shahih. Berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah dan khulafaur rasyidin dan para sahabat, inilah solusi keluar dari fitnah perpecahan umat, tidak ada jalan lain. Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, โ€œDi dalam hadits ini terdapat perintah ketika terjadi perselisihan untuk berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan khulfaur rasyidin. Yang dimaksud sunnah adalah jalan yang ditempuh, mencakup di dalamnya berpegang teguh dengan keyakinan, perkataan, dan perbuatan Nabi dan khulfaur rasyidin. Inilah sunnah yang sempurna. Oleh karena itu para ulama salaf di masa silam tidak menamakan sunnah kecuali mencakup seluruh perkara tadiโ€ lihat Jamiโ€™ul Ulum wal Hikam Allah Taโ€™ala berfirman yang artinya, โ€œHai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya, serta ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Qurโ€™an dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. โ€œ QS. An Nisaaโ€™ 59 Bahaya Menyelisihi Sunnah Allah Taโ€™ala berfirman yang artinya, โ€œDan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.โ€QS. An Nisaaโ€™ 115 Sikap orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya harus mendengar dan taat, serta tidak boleh menolak segala sesuatau yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, Allah meniadakan iman bagi orang yang enggan dan menolak untuk mengikuti sunnah Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Allah Taโ€™ala berfirman yang artinya, โ€œMaka demi Tuhanmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.โ€ QS. An Nisaaโ€™65 Menjadi Asing Ketika Komitmen dengan Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, โ€œSesungguhnya Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti awal mulanya. Maka keberuntungan bagi orang-orang yang asingโ€ HR. Muslim. Demikianlah, keadan yang akan terjadi bagi orang-orang yang senantiasa berpegang teguh dengan sunnah. Akan dianggap orang yang asing karena banyaknya orang-orang yang tidak mengetahui sunnah dan menyelisihi sunnah. Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan taufik kepada kita semua di atas jalan kebenaran. Wallahu waliyyut taufiq. Referensi utama Minhaaj Al Firqatin Naajiyah dan Kun Salafiyyan alal Jaddah Penulis Ustadz dr. Adika Mianoki Alumni Maโ€™had Al Ilmi Yogyakarta Meniliksiyรขq al-kalam (alur pembicaraan) hadis ini, bid'ah yang dimaksud adalah bid'ah dalam masalah kepemimpinan, bukan bid'ah dalam masalah ibadah. Alasannya, karena dalam masalah ibadah tentu harus merujuk hanya kepada Rasul saw. dan tidak kepada Khulafaur Rasyidin. Artinya kata bid'ah dalam hadis ini tidak menggunakan makna syar
Jakarta Khulafaur Rasyidin artinya para pengganti yang mendapatkan petunjuk, untuk menggantikan tugas- tugas Rasulullah SAW. Dalam menjalankan tugas dan kepemimpinannya, para Khulafaur Rasyidin selalu dan senantiasa meneladani kepemimpinan Rasulullah. Di antaranya memiliki sikap yang arif dan bijaksana, berilmu agama yang luas dan mendalam, serta berwibawa dan disiplin. Khulafaur Rasyidin artinya para pemimpin dalam Islam, di antaranya Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Para khulafaur rasyidin merupakan pemegang estafet kepemimpinan Islam untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah, dan mewakili nabi dalam mewujudkan keadilan, menyebarluaskan kebajikan dan kasih sayang, serta setiap ucapan dan perbuatannya tidak pernah menyimpang dari ajaran suci agama Islam. Khulafaur Rasyidin artinya para khalifah yang sangat arif bijaksana, serta menjadi pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW, baik itu sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin umat. Allah SWT berfirman dalam Qurโ€™an Surat Al-Ahzab ayat 40, yang artinya โ€œMuhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup paranabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.โ€ Berikut ini biografi singkat Khulafaur Rasyidin yang rangkum dari berbagai sumber, Senin 12/5/2022.Seni Terbangan, Perpaduan Seni Gurun Pasir dan Jawa yang Nyaris Punah Sinkretisme Budaya Islam-JawaMengenal Khulafaur Rasyidinilustrasi sholat. Rasyidin artinya para pemimpin yang menggantikan tugas- tugas Rasulullah SAW. Adapun para khalifah yang memimpin umat Islam ini hanya ada 4 orang, yang terdiri dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib. Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni Khulafaโ€™ danAr- Rasyidin. Khulafaโ€™ berarti jamaโ€™ dari khalifah yang memiliki arti โ€œpenggantiโ€œ. Sedangkan kata Ar-Rasyidin yaitu โ€œmendapat petunjuk.โ€ Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti yang mendapatkan petunjuk, dan semua tugas kenabiannya tidak bisa digantikan. Allah SWT. berfirman dalam Qurโ€™an Surat Al-Ahzab ayat 40 Artinya โ€œMuhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seoranglaki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup paranabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.โ€ Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang sangat arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat Nabi yang terpilih menjadi pemimpin kaummuslimin setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Imam as-Suyuthi2015 Dalam menjalankan tugasnya, para Khulafaur Rasyidin senantiasa meneladani kepemimpinan Rasulullah, diantaranya memiliki sikap yang arif dan bijaksana, berwibawa dan disiplin, berilmu agama yang luas dan mendalam, serta berani bertindak dan berkemauan yang Bakar As-ShiddiqIlustrasi Islam, Al-Qu'ran. Sumber PixabayRasulullah setelah wafat, maka sahabatnya Abu Bakar yang sekaligus mertuanya ditunjuk oleh para sahabat sebagai penggantinya untuk memegang kendali umat Islam. Melansir dari laman Nu Online, Abu Bakar As-Shiddiq adalah salah satu khulafaur rasyidin pertama yang menjadi pimpinan umat Islam setelah Rasulullah. Abu Bakar As-Shiddiq adalah sosok yang santun, adil, penyayang, serta bijaksana dan merupakan perwakilan dari apa yang ia lihat dari Rasulullah dalam memimpin umat Islam. Hal ini yang membuat para sahabat sepakat untuk menunjuknya sebagai pimpinan umat Islam saat itu. Menurut Syekh Nawawi Banten, Abu Bakar menjadi pimpinan umat Islam selama dua tahun setengah. Setelah genap memimpin umat Islam selamat dua tahun setengah, Abu Bakar As-Shiddiq wafat di usia 63 tahun. Ia meninggalkan umat Islam pada malam Selasa tanggal 23 Jumadil Akhir, antara waktu Maghrib dan Isya, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam bin KhattabIlustrasi Islam sumber PixabaySayyidina Umar merupakan satu-satunya sahabat yang dipilih, untuk melanjutkan perjuangan sahabat dekatnya itu. Memiliki sikap yang tegas dalam berdakwah, dan bijaksana dalam menyebarkan ajaran Islam, menjadi salah satu alasan di balik terpilihnya Umar untuk menjadi pimpinan kaum muslimin. Umar bin Khattab adalah salah satu khulafaur rasyidin kedua setelah sahabatnya Abu Bakar. Ketika menjadi pimpinan umat Islam selama sepuluh bulan dan lima hari, Umar mampu menyebarkan ajaran Islam dengan sangat luas sekalipun dengan tempo yang sangat singkat selama menjadi pemimpin. Sayyidina Umar wafat di usia 63 tahun, dan meninggalkan umat Islam pada hari Rabu tanggal 27 bulan Dzulhijah, setelah dibunuh oleh Abu Luโ€™luk al-Mughirah Fairuz, saat sedang melakukan shalat Subuh, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam Rasulullah dan Abu Bakar. Utsman bin AffanIlustrasi salat, Muslim, Islam. Foto oleh Monstera dari PexelsKhulafaur Rasyidin artinya pemimpin yang ditunjuk ini, selanjutnya adalah Sayyidina Utsman bin Affan yang merupakan piminan umat Islam ketiga dalam sejarah khulafaur rasyidin setelah masa kepemiminan Sayyidina Umar. Dalam masa kepemimpinannya, kaum muslimin dipimpin selama dua belas tahun kurang dua belas hari, dan berhasil menaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan yang menentang terhadap ajaran yang ia dakwahkan. Utsman bin Affan pada masa kepemimpinannya itu, telah berhasil menyebarkan ajaran Islam hingga kota Mesir. Tepat di masa keemasan pimpinannya itu, Utsman bin Affan pergi meninggalkan umat Islam di usia 88 tahun. Dirinya wafat karena dibunuh oleh penduduk Mesir dan orang-orang Khawarij setelah melaksanakan shalat Ashar, tepat pada hari Rabu tanggal 18 Dzulhijjah, kemudian dimakamkan di Makbarah Baqiโ€™ di Madinah. Ali bin Abi ThalibAda 5 perang besar dan bersejarah yang terjadi selama bulan Ramadan Liputan6/IstockKhulafaur Rasyidin artinya para pemimpin yang menggantikan tugas- tugas Rasulullah SAW, selanjutnya adalah Ali bin Abi Thalib. Melansir dari laman NU Online, salah satu hadits yang populer tentang kelebihan Sayyidina Ali dari sahabat yang lainnya adalah โ€œSaya Rasulullah adalah gudangnya ilmu, dan Ali adalah pintunya ilmu.โ€ Ali bin Abi Thalib menjadi sahabat pertama, yang masuk Islam dari kalangan anak kecil juga menjadi suami dari putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Ali bin Abi Thalib masuk dalam kategori khulafaur rasyidin keempat setelah wafatnya Utsman bin Affan. Sebagai pemimpin, dirinya dipercaya untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah dan para pimpinan Islam sebelumnya. Melalui masa kepemimpinannya, Ali bin Abi Thalib berhasil menyebarkan ajaran Islam melebihi jangkauan khulafaur rasyidin sebelumnya. Dalam menjalankan tugasnya, tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, namun mensejahterakan rakyatnya, berlaku sangat adil dan bijaksana, sebagaimana pimpinan-pimpinan sebelumnya. Dalam masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, dikenal dengan istilah masa tersulit jika dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Sebab, pada masa itu terjadi perang saudara antara umat Islam pasca wafatnya Sayyidina Utsman. Namun pemimpin ini tetap memiliki sejarah yang luar biasa dalam mengatasi semua itu. Tepat di masa kepemimpinannya yang sudah mencapai 5 tahun, ia meninggalkan umat Islam setelah dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam di usia 65 tahun. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BacaJuga: Perintah untuk Taat dan Mengikuti Sunnah Rasulullah dan sunah para khulafaur rasyidin yang telah mendapatkan petunjuk. Karena hal itu merupakan sunah yang juga direkomendasikan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk diikuti. Seperti baitul maal pada masa Abu Bakar, pembukuan Al Quran pada masa Utsman, pembuatan

[ุฑูŽูˆูŽุงู‡ ุฏุงูˆุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ูˆู‚ุงู„ ุญุฏูŠุซ ุญุณู† ุตุญูŠุญ] Abu Najih, Al Irbad bin Sariyah ra. ia berkata โ€œRasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuranโ€. Kami bertanya ,โ€Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya meninggal, maka berilah kami wasiatโ€ Rasulullah bersabda, โ€œSaya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan taโ€™at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya budak. Sesungguhnya siapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus mendapat petunjuk dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bidโ€™ah itu sesat.โ€ [HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih] Mutiara Hadits Bekas yang mendalam dari nasehat Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dalam jiwa para shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi kita semua Taqwa merupakan yang paling penting untuk disampaikan seorang muslim kepada muslim lainnya, kemudian mendengar dan taโ€™at kepada pemerintah selama tidak terdapat di dalamnya maksiat Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin, karena di dalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak terjadi perbedaan dan perpecahan Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya memberikan wasiat saat berpisah karena di dalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama bidโ€™ah yang tidak memiliki landasan dalam agama Penjelasan Pada sebagian sanad diriwayatkan dengan kalimat โ€œSesungguhnya ini adalah nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya meninggal. Lalu apa yang akan engkau pesankan kepada kami?โ€ Beliau bersabda, โ€œAku tinggalkan kamu dalam keadaan terang benderang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang menyimpang melainkan ia pasti binasaโ€ Perkataan, โ€œnasehat yang menggetarkan hatiโ€ maksudnya adalah mengena kepada diri kita, membekas dihati kita dan menjadikan orang takut. Sabda Rasulullah, โ€œAku memberi wasiat kepadamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan mentaatiโ€ maksudnya kepada para pemegang kekuasaan. Sabda Beliau, โ€œwalaupun yang memerintah kamu seorang budakโ€, pada sebagian riwayat disebutkan budak habsyi. Sebagian Ulama berkata, โ€œSeorang budak tidak dapat menjadi penguasaโ€ kalimat tersebut sekedar perumpamaan, sekalipun hal itu tidak menjadi kenyataan, seperti halnya sabda Rasulullah, โ€œSiapa membangun masjid sekalipun seperti sangkar burung karena Allah, niscaya Allah akan membangukan untuknya sebuah rumah di surgaโ€. Sudah tentu sangkar burung tidak dapat menjadi masjid, tetapi kalimat perumpaan seperti itu biasa dipakai. Mungkin sekali Rasulullah memberitahukan bahwa akan terjadinya kerusakan sehingga sesuatu urusan dipegang orang yang bukan ahlinya, yang akibatnya seorang budak bisa menjadi penguasa. Jika hal itu terjadi, maka dengarlah dan taatilah untuk menghindari mudharat yang lebih besar serta bersabar menerima kekuasaan dari orang yang tidak dibenarkan memegang kekuasaan, supaya tidak menimbulkan fitnah yang lebih besar. Sabda Rasulullah, โ€œSungguh, orang yang masih hidup diantaramu nanti akan melihat banyak perselisihanโ€ ini termasuk salah satu mukjizat beliau yang mengabarkan kepada para sahabatnya akan terjadinya perselisihan dan meluasnya kemungkaran sepeninggal beliau. Beliau telah mengetahui hal itu secara rinci, tetapi beliau tidak menceritakan hal itu secara rinci kepada setiap orang, namun hanya menjelaskan secara global. Dalam beberapa hadits ahad disebutkan beliau menerangkan hal semacam itu kepada Hudzaifah dan Abu Hurairah yang menunjukkan bahwa kedua orang itu memiliki posisi dan tempat yang penting disisi Rasulullah. Sabda Beliau, โ€œMaka wajib atas kamu memegang teguh sunnahkuโ€ sunnah ialah jalan lurus yang berjalan pada aturan-aturan tertentu, yaitu jalan yang jelas. Sunnah Rasulullah adalah pedoman hidup yang beliau contohkan selama beliau hidup. Sabda Beliau, โ€œdan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjukโ€ maksudnya mereka yang senantiasa diberi petunjuk. Mereka itu ada 4 orang, sebagaimana ijmaโ€™ para ulama, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra. Rasulullah menyuruh kita teguh mengikuti sunnah Khulafaur Rasyidin karena dua perkara Pertama, bagi yang tidak mampu berpikir cukup dengan mengikuti mereka. Kedua, menjadikan pendapat mereka menjadi pilihan utama bila terjadi perselisihan pendapat diantara para shahabat. Sabdanya โ€œJauhilah olehmu perkara-perkara yang baruโ€œ. Ketahuilah bahwa perkara yang baru itu ada dua macam Pertama, perkara baru yang tidak punya dasar syariโ€™at, hal semacam ini bathil lagi tercela. Inilah yang disebut bidโ€™ah. Kedua, perkara baru yang dilakukan dengan membandingkan dua pendapat yang setara, perkara baru semacam ini tidak tercela. Kata-kata โ€œperkara baru atau bidโ€™ahโ€ arti asalnya bukanlah perbuatan yang tercela. Akan tetapi, bila pengertiannya ialah menyalahi Sunnah dan menuju kepada kesesatan, maka dengan pengertian semacam itu menjadi tercela, sekalipun secara harfiah makna kata tersebut sama sekali tidak tercela, karena Allah pun di dalam firman-Nya menyatakan โ€œTidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qurโ€™an pun yang baru dari Tuhan merekaโ€ QS. Al Anbiyaaโ€™ 2 Juga perkatan Umar radhiallahu anhu โ€œBidโ€™ah yang sebaik-baiknya adalah iniโ€, yaitu shalat tarawih berjamaโ€™ah. Wallaahu aโ€™lam.

Dalamurusan keagamaan keislaman telah final. Eksistensi Nabi saw dan al-qur`an merupakan penyempurna bagi segenap syariat-Nya. Perubahan Perilaku 1. Harus bertakwa kepada-Nya. 2. Bersikap sami'na wa atha'na terhadap Allah, Rasulullah saw, dan pemimpin kaum muslimin. 3. Berpegang kuat dengan sunnah Nabi saw dan sunnah Khulafa'ur Rasyidin. 4.

Syaikh Abu Abdirrahman Yahya bin Ali Al-Hajuriy hafidzahullah Soal hadits โ€œWajib atas kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbingโ€. Apakah arti โ€œSunnah Khulafaur Rasyidinโ€ apabila mereka mengikuti sunnah nabi Shallallahuโ€™alaihi wa aalihi Wasallam? Jawaban Arti hadits adalah bahwa diharuskan mengambil sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam, dan ini kewajiban bagi setiap muslim, dalam hal tersebut para Khulafaur Rasyidin, dan tidak diperbolehkan bagi seorangpun untuk meninggalkan sunnah Rasul-Nya.. Dan inilah arti sabdanya โ€œWajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahkuโ€ yaitu sesuai dengan jalannya Khulafaur Rasyidin. Dan Hadits sebagai dalil akan wajibnya mengikuti sunnah Rasul-Nya Shallallahuโ€™alaihi wa alaa aalihi wasallam sebagaimana pemahaman salaf yang Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin mereka. Dan sunnah dalam bahasa artinya jalan. Seorang penyair berkata ู…ู† ู…ุนุดุฑ ุณู†ุช ู„ู‡ู… ุขุจุงุคู‡ู… ูˆู„ูƒู„ ู‚ูˆู… ุณู†ุฉ ูˆุฅู…ุงู…ู‡ุง โ€œDari sekelompok orang yang telah di beri contoh oleh bapak-bapak mereka , dan setiap kaum mempunyai kebiasaan dan juga yang memimpinnyaโ€. Maka maksudnya adalah memahami Qurโ€™an dan Sunnah sebagaimana pemahaman mereka. Dahulu mereka jika berselisih, mereka kembali kepada dalil-dalil sebagai yang Allah azza wa jalla perintahkan. Allah berfirman ู‚ุงู„ ุชุนุงู„ู‰ ูˆูŽู…ูŽุง ุงุฎู’ุชูŽู„ูŽูู’ุชูู…ู’ ูููŠู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุญููƒู’ู…ูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุดูˆุฑู‰ 10 โ€œDan apa yang kalian perselisihkan maka keputusannya kepada Allah.โ€ QS Asy-Syura 10 Dan taโ€™ala berfirman ูˆู‚ุงู„ ุชุนุงู„ู‰ ๏ดฟููŽุฅูู†ู’ ุชูŽู†ูŽุงุฒูŽุนู’ุชูู…ู’ ูููŠ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุฑูุฏู‘ููˆู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุฅูู†ู’ ูƒูู†ุชูู…ู’ ุชูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ุงู„ู†ุณุงุก59 โ€œDan jika kalian berpeda pendapat dalam suatu perkara, maka kembalikan lah kepada allah dan rasul, jika kalian beriman dengan allah dan hari akhirโ€. QS An-nisa 59; Dan Allah azza wa jalla berfirman ูˆู‚ุงู„ ุนุฒ ูˆุฌู„ ๏ดฟูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูู…ูุคู’ู…ูู†ู ูˆูŽู„ุง ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุฉู ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุถูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑู‹ุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฎููŠูŽุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ูู…ู’๏ดพ [ุงู„ุฃุญุฒุงุจ36]ุŒ โ€œDan tidaklah pantas bagi seorang mukmin dan mukminah jika ada keputusan Allah dan Rasul-Nya, justru mempunyai pilihan keputusan mereka dari sendiriโ€. QS Al-Ahzab 36 Maka tidak diperbolehkan bagi seseorang agama Allah untuk dia memilih dan meninggalkan semau dia. Allah berfirman ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ๏ดฟููŽู„ุง ูˆูŽุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ู„ุง ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุญูŽูƒู‘ูู…ููˆูƒูŽ ูููŠู…ูŽุง ุดูŽุฌูŽุฑูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ู„ุง ูŠูŽุฌูุฏููˆุง ูููŠ ุฃูŽู†ููุณูู‡ูู…ู’ ุญูŽุฑูŽุฌู‹ุง ู…ูู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุถูŽูŠู’ุชูŽ ูˆูŽูŠูุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ู‹ุง๏ดพ ุงู„ู†ุณุงุก65 โ€œMaka tidak demi Rabb-mu, tidaklah mereka beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai penengah dalam perselisihan mereka, kemudian mereka tidak mendapati keganjalan dalam diri mereka terhadap keputusan mu dan benar benar menerima.โ€ QS Annisa 65 ูุงู„ุณู†ุฉ ุฏูŠู† ูˆุงู„ุญุฌุฉ ู‡ูˆ ูƒุชุงุจ ุงู„ู„ู‡ ูˆุณู†ุฉ ุฑุณูˆู„ู‡ุŒ ูˆู„ูŠุณ ู„ุฃุญุฏ ุณู†ุฉ ู…ุน ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ูˆุณู„ู…ุŒ ูˆุฅู„ุง ู„ูƒุงู† ุดุฑุนู‹ุง ุขุฎุฑุŒ โ€œMaka sunnah adalah agama dan hujjah adalah kitabullah dan sunnah rasul-Nyaโ€ Dan tidak ada seorangpun yang mempunyai hak membuat sunnah yang setara dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam, dan jika ada yang membuatnya , maka itulah ajaran lain. Allah berfirman ูˆุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„ ๏ดฟุฃูŽู…ู’ ู„ูŽู‡ู…ู’ ุดูุฑูŽูƒูŽุงุกู ุดูŽุฑูŽุนููˆุง ู„ูŽู‡ู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู ู…ูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฃู’ุฐูŽู†ู’ ุจูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ู„ุง ูƒูŽู„ูู…ูŽุฉู ุงู„ู’ููŽุตู’ู„ู ู„ูŽู‚ูุถููŠูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุธู‘ูŽุงู„ูู…ููŠู†ูŽ ู„ูŽู‡ู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ๏ดพ ุงู„ุดูˆุฑู‰21 โ€œApakah mereka mempunyai sekutu yang mensyariatkan untuk mereka dalam agama, yang tidak pernah allah idzin kan, Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang yang zalim bagi mereka azab yang amat pedih.โ€ QS Asy-Syura 21 โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”- 1 ุฃุณุฆู„ุฉ ุนุจุฑ ุงู„ู‡ุงุชู ู…ู† ุงู„ุฅู…ุงุฑุงุชุŒ ุจุชุงุฑูŠุฎ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ุฌู…ุนุฉ 25 ุฐูŠ ุงู„ุญุฌุฉ 1422ู‡โ€.. ุฏู…ุงุฌ โ€“ ุฏุงุฑ ุงู„ุญุฏูŠุซ. Soal via telepon dari pemerintah, pada malam Jumโ€™at tanggal 25 Dzulhijjah 1422H. Dammaj Darul Hadits. Sumber Saluran Telegram Fawaid Manhaj min aqwali Annashihul amin Yahya bin Ali Al-hajuriy hafidzahullah. Alih bahasa dan editor Team Ashhabulhadits ุณู†ุฉ ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูŠู† โ–ซ๏ธ ุงู„ุณุคุงู„ ุญุฏูŠุซ ุนู„ูŠูƒู… ุจุณู†ุชูŠ ูˆุณู†ุฉ ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูŠู† ุงู„ู…ู‡ุฏูŠูŠู†ยป.. ู…ุง ู…ุนู†ู‰ ุณู†ุฉ ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูŠู† ุฅุฐุง ูƒุงู†ูˆุง ู‡ู… ูŠุชุจุนูˆู† ุณู†ุฉ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ูˆุณู„ู…ุŸ โ–ซ๏ธ ุงู„ุฅุฌุงุจุฉ ู…ุนู†ู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฃู†ู‡ ูŠู„ุฒู… ุงู„ุฃุฎุฐ ุจุณู†ุฉ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ูˆุณู„ู…ุŒ ูˆู‡ุฐุง ูˆุงุฌุจ ุนู„ู‰ ูƒู„ ู…ุณู„ู… ุจู…ุง ููŠ ุฐู„ูƒ ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูˆู†ุŒ ู„ูŠุณ ู„ุฃุญุฏ ุชุฑูƒ ุณู†ุฉ ุฑุณูˆู„ู‡ .. ูู‡ุฐุง ู…ุนู†ู‰ ู‚ูˆู„ู‡ ุนู„ูŠูƒู… ุจุณู†ุชูŠยปุŒ ุฃูŠ ุนู„ู‰ ุทุฑูŠู‚ุฉ ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูŠู†ุŒ ูˆู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฏู„ูŠู„ ุนู„ู‰ ูˆุฌูˆุจ ุงุชุจุงุน ุณู†ุฉ ุฑุณูˆู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ูˆุณู„ู… ุนู„ู‰ ูู‡ู… ุงู„ุณู„ู ุงู„ุฐูŠู† ุฐุฑูˆุชู‡ู… ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูˆู†. โ–ซ๏ธ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ููŠ ุงู„ู„ุบุฉ ุงู„ุทุฑูŠู‚ุฉุŒ ู‚ุงู„ ุงู„ุดุงุนุฑ ู…ู† ู…ุนุดุฑ ุณู†ุช ู„ู‡ู… ุขุจุงุคู‡ู…==ูˆู„ูƒู„ ู‚ูˆู… ุณู†ุฉ ูˆุฅู…ุงู…ู‡ุง ูุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏ ูู‡ู… ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ุนู„ู‰ ูู‡ู…ู‡ู…. ูƒุงู†ูˆุง ุฅุฐุง ุงุฎุชู„ููˆุง ูŠุนูˆุฏูˆู† ูƒู…ุง ุฃู…ุฑ ุงู„ู„ู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ุฃุฏู„ุฉุŒ ู‚ุงู„ ุชุนุงู„ู‰ ๏ดฟูˆูŽู…ูŽุง ุงุฎู’ุชูŽู„ูŽูู’ุชูู…ู’ ูููŠู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุญููƒู’ู…ูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู๏ดพ; [ุงู„ุดูˆุฑู‰10]. ูˆู‚ุงู„ ุชุนุงู„ู‰ ๏ดฟููŽุฅูู†ู’ ุชูŽู†ูŽุงุฒูŽุนู’ุชูู…ู’ ูููŠ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุฑูุฏู‘ููˆู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุฅูู†ู’ ูƒูู†ุชูู…ู’ ุชูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู๏ดพ; [ุงู„ู†ุณุงุก59]. ูˆู‚ุงู„ ุนุฒ ูˆุฌู„ ๏ดฟูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูู…ูุคู’ู…ูู†ู ูˆูŽู„ุง ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุฉู ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุถูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑู‹ุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฎููŠูŽุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ูู…ู’๏ดพ; [ุงู„ุฃุญุฒุงุจ36]ุŒ โ–ซ๏ธ ูู„ูŠุณ ู„ุฃุญุฏ ุฃุจุฏู‹ุง ุฃู† ูŠุฎุชุงุฑ ู…ุง ุดุงุก ู…ู† ุฏูŠู† ุงู„ู„ู‡ ูˆูŠุชุฑูƒ ู…ุง ุดุงุกุŒ ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ๏ดฟููŽู„ุง ูˆูŽุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ู„ุง ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุญูŽูƒู‘ูู…ููˆูƒูŽ ูููŠู…ูŽุง ุดูŽุฌูŽุฑูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ู„ุง ูŠูŽุฌูุฏููˆุง ูููŠ ุฃูŽู†ููุณูู‡ูู…ู’ ุญูŽุฑูŽุฌู‹ุง ู…ูู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุถูŽูŠู’ุชูŽ ูˆูŽูŠูุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ู‹ุง๏ดพ; [ุงู„ู†ุณุงุก65]. โ–ซ๏ธูุงู„ุณู†ุฉ ุฏูŠู† ูˆุงู„ุญุฌุฉ ู‡ูˆ ูƒุชุงุจ ุงู„ู„ู‡ ูˆุณู†ุฉ ุฑุณูˆู„ู‡ุŒ ูˆู„ูŠุณ ู„ุฃุญุฏ ุณู†ุฉ ู…ุน ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ูˆุณู„ู…ุŒ ูˆุฅู„ุง ู„ูƒุงู† ุดุฑุนู‹ุง ุขุฎุฑุŒ ูˆุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„ ๏ดฟุฃูŽู…ู’ ู„ูŽู‡ู…ู’ ุดูุฑูŽูƒูŽุงุกู ุดูŽุฑูŽุนููˆุง ู„ูŽู‡ู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู ู…ูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฃู’ุฐูŽู†ู’ ุจูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ู„ุง ูƒูŽู„ูู…ูŽุฉู ุงู„ู’ููŽุตู’ู„ู ู„ูŽู‚ูุถููŠูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุธู‘ูŽุงู„ูู…ููŠู†ูŽ ู„ูŽู‡ู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ๏ดพ; [ุงู„ุดูˆุฑู‰21]. โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”- 1 ุฃุณุฆู„ุฉ ุนุจุฑ ุงู„ู‡ุงุชู ู…ู† ุงู„ุฅู…ุงุฑุงุชุŒ ุจุชุงุฑูŠุฎ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ุฌู…ุนุฉ 25 ุฐูŠ ุงู„ุญุฌุฉ 1422ู‡โ€.. ุฏู…ุงุฌ โ€“ ุฏุงุฑ ุงู„ุญุฏูŠุซ. ููˆุงุฆุฏ ู…ู†ู‡ุฌูŠุฉ ู…ู† ุฃู‚ูˆุงู„ ุงู„ู†ุงุตุญ ุงู„ุงู…ูŠู† ู…ุนู†ู‰ ุณู†ุฉ ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูŠู† Published by Jasmine Umar โ€œTidaklah aku menginginkan kecuali perbaikan selama aku sanggup. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepadaNya aku bertawakal dan hanya kepadaNya-lah aku kembaliโ€ Huud 88 Abu Jasmine bin Umar bin Ali Nurdin Al-Palembangy Al-Andalasiyุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ View all posts by Jasmine Umar
Artinya umat Islam wajib mengikuti Sunnah, dan wajib menjauhi bid'ah, sebagaimana telah diwasiatkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Saudaraku kaum muslimin, Mengikuti Sunnah memiliki banyak keutamaan yang menunjukkan keindahannya. Di antaranya ialah sebagai berikut. Pertama: Menunjukan Bukti Kecintaan Kepada Allah.
Dari al Irbadh bin Sariyah beliau berkata; suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberi nasehat kepada kami setelah shalat subuh, nasehat yang sangat menyentuh sehingga membuat air mata mengalir dan hati menjadi gemetar. Maka seorang sahabat berkata; seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, lalu apa yang engkau wasiatkan kepada kami ya Rasulullah? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda ุฃููˆุตููŠูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏูŒ ุญูŽุจูŽุดููŠู‘ูŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูŠูŽุฑูŽู‰ ุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู‹ุง ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุง ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ู’ุฃูู…ููˆุฑู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุถูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉูŒ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุฏู’ุฑูŽูƒูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู†ูŽ ุนูŽุถู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู โ€œAku wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taโ€™at meskipun terhadap seorang budak Habasyi, sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang hidup akan melihat perselisihan yang sangat banyak, maka jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang dibuat-buat bidโ€™a, karena sesungguhnya hal itu merupakan kesesatan. Barangsiapa di antara kalian yang menjumpai hal itu hendaknya dia berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham.โ€ HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata hadits ini hadits hasan shahih. Faedah Hadits 1. Hadits ini menunjukkan kewajiban kita untuk selalu bertaqwa kepada Allah yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. 2. Hadits ini juga menunjukkan kewajiban untuk mematuhi para pemimpin, selama mereka memerintahkan untuk taat kepada Allah tanpa melihat faktor lahiriah mereka. Adapun Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebutkan โ€œseorang budakโ€ dalam hadits ini hanya sebagai perumpamaan saja. Hal ini menggambarkan tingkat kewajiban yang ada dalam melaksanakan nasehat itu, karena kepemimpinan seorang budak tidak sah. 3. Hadits ini menunjukkan berita Rasulullah terhadap perkara ghaib, dan hal itu termasuk mukjizat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Apa yang disampaikannya itu terbukti, yaitu umat Islam berselisih pendapat dan terpecah menjadi banyak kelompok. 4. Khulafaur Rasyidin adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali radhiyallahu anhum. Hukum โ€“ hukum yang bersumber dari mereka itu lebih pantas untuk diikuti daripada yang bersumber dari selain mereka, karena keunggulan ilmu mereka tentang Sunnah dan sikap waraโ€™ hati-hati mereka dalam beragama. 5. Sesungguhnya titik cela pada bidโ€™ah itu bukan semata โ€“ mata kata muhdats yang dibuat โ€“ buat, tetapi juga apa yang menyertainya yaitu penyimpangan terhadap agama dan ketidaksesuaian dengan kaidah โ€“ kaidah agama. 6. Tidak ada jalan untuk terbebas dari penyimpangan umat Islam dalam memahami agama mereka dan perpecahan mereka menjadi banyak aliran, kecuali dengan kembali kepada Al-Qurโ€™an dan As-Sunnah, karena dengan dua sumber itu agama ini tegak, dan tanpa keduanya agama ini lenyap. Dansepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yg sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dgn sunnahku & sunnah para khulafaur Rasyidin yg mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dgn gigi geraham, & jangan sampai kalian mengikuti perkara-perkara yg dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bid'ah itu adl sesat. [HR. ibnumajah No.42].
ุณู†ู† ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ ูขูค ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ ุจู’ู†ู ุจูŽุดููŠู’ุฑู ุจู’ู†ู ุฐูŽูƒู’ูˆูŽุงู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ูู…ูŽุดู’ู‚ููŠู‘ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุงู„ู’ูˆูŽู„ููŠู’ุฏู ุจู’ู†ู ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽุงุกู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ููŠู’ ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุงู„ู’ู…ูุทูŽุงุนู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุงู„ู’ุนูุฑู’ุจูŽุงุถูŽ ุจู’ู†ูŽ ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽุงู…ูŽ ูููŠู’ู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฐูŽุงุชูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ููŽูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ุจูŽู„ููŠู’ุบูŽุฉู‹ ูˆูŽุฌูู„ูŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ู‚ูู„ููˆู’ุจู ูˆูŽ ุฐูŽุฑูŽููŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ุนููŠููˆู’ู†ู ููŽู‚ููŠู’ู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุนูŽุธู’ุชูŽู†ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉูŽ ู…ููˆูŽุฏู‘ูุนู ููŽุงุนู’ู‡ูŽุฏู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุจูุนูŽู‡ู’ุฏู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนู ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽ ุฅูู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู‹ุง ุญูŽุจูŽุดููŠู‘ู‹ุง ูˆูŽ ุณูŽุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠู’ ุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู‹ุง ุดูŽุฏููŠู’ุฏู‹ุง ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠู’ ูˆูŽ ุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุถู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู ูˆูŽ ุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽ ุงู„ู’ุฃูู…ููˆู’ุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉูŒ. Sunan Ibnu Mฤjah 42 Telah menceritakan kepada kami Abdullฤh bin Aแธฅmad bin Basyฤซr bin Dzakwฤn ad-Dimasyqฤซ berkata Telah menceritakan kepada kami al-Walฤซd bin Muslim berkata Telah menceritakan kepada kami Abdullฤh bin al-Alฤโ€™ berkata Telah menceritakan kepadaku Yaแธฅyฤ bin Abil-Muthฤ ia berkata Aku mendengar Irbฤdh bin Sฤriyah berkata โ€œPada suatu hari Rasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam berdiri di tengah-tengah kami. Beliau memberi nasihat yang sangat menyentuh, membuat hati menjadi gemetar, dan airmata berlinangan. Lalu dikatakan โ€œWahai Rasลซlullฤh, engkau telah memberikan nasihat kepada kami satu nasihat perpisahan, maka berilah kami satu wasiat.โ€ Beliau bersabda โ€œHendaklah kalian bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meski kepada seorang budak Habasyi. Dan sepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yang sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham, dan jangan sampai kalian mengikuti perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bidโ€™ah itu adalah sesat.โ€œDerajat Syaikh al-Albani SAD 3991; MA 16521, 16522; SD ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ ูฃูค ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฅูุณู’ู…ูŽุงุนููŠู’ู„ู ุจู’ู†ู ุจูุดู’ุฑู ุจู’ู†ู ู…ูŽู†ู’ุตููˆู’ุฑู ูˆูŽ ุฅูุณู’ุญูŽุงู‚ู ุจู’ู†ู ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽูˆู‘ูŽุงู‚ู ู‚ูŽุงู„ูŽุง ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ู†ู ุจู’ู†ู ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ู ุนูŽู†ู’ ู…ูุนูŽุงูˆููŠูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุตูŽุงู„ูุญู ุนูŽู†ู’ ุถูŽู…ู’ุฑูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุญูŽุจููŠู’ุจู ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุจู’ู†ู ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุงู„ุณู‘ูู„ูŽู…ููŠู‘ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู’ุนูุฑู’ุจูŽุงุถูŽ ุจู’ู†ูŽ ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ุฐูŽุฑูŽููŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ุนููŠููˆู’ู†ู ูˆูŽ ูˆูŽุฌูู„ูŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ู‚ูู„ููˆู’ุจู ููŽู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ู‡ุฐูู‡ู ู„ูŽู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู ู…ููˆูŽุฏู‘ูุนู ููŽู…ูŽุงุฐูŽุง ุชูŽุนู’ู‡ูŽุฏู ุฅูู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุชูŽุฑูŽูƒู’ุชููƒูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุถูŽุงุกู ู„ูŽูŠู’ู„ูู‡ูŽุง ูƒูŽู†ูŽู‡ูŽุงุฑูู‡ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุฒููŠู’ุบู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏููŠู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู‡ูŽุงู„ููƒูŒ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุณูŽูŠูŽุฑูŽู‰ ุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู‹ุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ุนูŽุฑูŽูู’ุชูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุณูู†ู‘ูŽุชููŠู’ ูˆูŽ ุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุถู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู ูˆูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽ ุฅูู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู‹ุง ุญูŽุจูŽุดููŠู‘ู‹ุง ููŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ูƒูŽุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽู„ู ุงู„ู’ุฃูŽู†ููู ุญูŽูŠู’ุซูู…ูŽุง ู‚ููŠู’ุฏูŽ ุงู†ู’ู‚ูŽุงุฏูŽ. ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ุญูŽูƒููŠู’ู…ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูŽู„ููƒู ุจู’ู†ู ุงู„ุตู‘ูŽุจู‘ูŽุงุญู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู…ูŽุนููŠู‘ู. ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุซูŽูˆู’ุฑู ุจู’ู†ู ูŠูŽุฒููŠู’ุฏูŽ ุนูŽู†ู’ ุฎูŽุงู„ูุฏู ุจู’ู†ู ู…ูŽุนู’ุฏูŽุงู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ู†ู ุจู’ู†ู ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุนูุฑู’ุจูŽุงุถู ุจู’ู†ู ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุจูู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ุงู„ุตู‘ูุจู’ุญู ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุจููˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ููŽูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ุจูŽู„ููŠู’ุบูŽุฉู‹ ููŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽ Ibnu Mฤjah 43 Telah menceritakan kepada kami Ismฤฤซl bin Bisyr bin Manshลซr dan Isแธฅฤq bin Ibrฤhฤซm as-Sawwฤq keduanya berkata Telah menceritakan kepada kami Abd-ur-Raแธฅmฤn bin Mahdฤซ, dari Muฤwiyah bin Shฤliแธฅ, dari Dhamrah bin แธคabฤซb, dari Abd-ur-Raแธฅmฤn bin Amru as-Sulamฤซ bahwasanya ia mendengar Irbฤdh bin Sฤriyah berkata Rasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam memberi kami satu nasihat yang membuat air mata mengalir dan hati menjadi gemetar. Maka kami berkata kepada beliau โ€œYa Rasลซlullฤh, sesungguhnya ini merupakan nasihat perpisahan, lalu apa yang engkau wasiatkan kepada kami?โ€ Rasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam bersabda โ€œAku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barang siapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafฤโ€™-ur-Rฤsyidฤซn yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak แธคabasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan menurutinya.โ€œ Telah menceritakan kepada kami Yaแธฅyฤ bin แธคakฤซm berkata Telah menceritakan kepada kami Abd-ul-Mฤlik bin ash-Shabbฤแธฅ al-Mismaฤซ berkata Telah menceritakan kepada kami Tsaur bin Yazฤซd, dari Khฤlid bin Madฤn, dari Abd-ur-Raแธฅmฤn bin Amru, dari Irbฤdh bin Sฤriyah ia berkata โ€œRasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam mengimami kami pada shalat Shubuh, kemudian Beliau berpaling kepada kami dan memberi nasihat yang sangat menyentuh.โ€ Lalu ia menyebutkan sebagaimana dalam hadits di Syaikh al-Albani MA pada 20 Agustus Dari 457 372Kali.

4Sahabat Nabi Muhammad yang menjadi Khulafaur Rasyidin. Para sahabat Nabi Muhammad ini memiliki sejarah hidup yang sangat menarik. Kisahnya saat menjadi khulafaur Rasyidin pun sangat terkenal. Berikut adalah penjelasan singkat terkait latar belakang hidupnya dan kisahnya saat menjabat menjadi Khulafaur Rasyidin. 1.

Jakarta - Jabal Rahmah menjadi salah satu tujuan ziarah para jemaah haji atau umrah. Bukit ini menjadi saksi dari banyaknya peristiwa bersejarah dalam perkembangan Islam, salah satunya yakni sebagai tempat pertama bertemunya Adam dan Hawa ketika di Rahman berlokasi di Arafah. Bukit ini diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pertama peremuan Adam dan Hawa di Bumi. Tempat ini kemudian kerap disebut sebagai bukit cinta atau bukit kasih Jabal RahmahJabal Rahmah merupakan nama salah satu bukit yang secara geologis terbentuk dari bebatuan yang tingginya sekitar 70 meter. Sementara pegunungan Jabal Rahmah membentang mulai dari pegunungan As-Sa'ad menuju pertengahan tanah wukuf di Arafah dengan ketinggian 339 meter di atas permukaan laut. Di tengah Jabal Rahmah terdapat tugu atau monumen yang terbuat dari beton persegi empat berwarna putih. Lebarnya 1,8 meter dan tingginya 8 meter. Adapun Jabal Rahmah terletak di tepi Padang Arafah yang merupakan daerah pinggiran timur Makkah. Jaraknya sekitar 1,5 km dari Masjid lain dari Jabal Rahmah adalah bukit kasih sayang. Dinamai hal tersebut nama Jabal Rahmah diambil dari kata rahmah yang berarti kasih sayang. Hingga saat ini, Jabal Rahmah menjadi salah satu tempat legendaris yang tidak pernah sepi dari kunjungan jemaah haji maupun umrah dari seluruh menurut buku Doa-Doa Khusus Ibadah Haji yang disusun oleh Amirulloh Syarbini, asal-usul dari nama Jabal Rahmah juga berkaitan dengan peristiwa pertemuan antara Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa setelah sekian lama dipisahkan oleh Allah SWT. Maksud kasih sayang dari Jabal Rahmah merujuk pada kasih sayang antara Adam dan Hawa yang telah lama Adam AS dan Siti Hawa berpisah selama 200 tahun saat diturunkan ke bumi, sebagaimana dikatakan Abdul Mutaqin dalam buku Kain Ihram Anak Kampung. Akhirnya keduanya bertemu di Arafah, yang saat ini dijadikan tempat pertemuan umat Islam setiap pendapat lain yang menyebut, Nabi Adam AS berpisah dengan Siti Hawa selama 500 tahun, 300 tahun, bahkan ada yang mengatakan 40 tahun. Wallahu a' Turunnya Wahyu Terakhir Rasulullah SAWBerdasarkan buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul karya Ahmad Hawassy, selain menjadi tempat bertemunya kembali Nabi Adam AS dan Siti Hawa, Jabal Rahmah menjadi lokasi khutbah yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menjelaskan kesempurnaan agama SAW menyampaikan turunnya Surat Al-Maidah ayat 3 merupakan wahyu terakhir yang mengabarkan bahwa Islam sudah yang disampaikan Sang Rasul saat Haji Wada haji terakhir itu disambut dengan begitu gembira oleh umat muslim, kecuali Umar bin Khattab dan Abu Bakar Ash Shiddiq yang memiliki firasat akan ditinggalkan Rasulullah. Oleh sebab itulah mereka berdua pun khutbah terakhir itu, Rasulullah menekankan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Rasulullah pun telah menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah dengan jelas kepada seluruh umatnya. Pedoman umat muslim yang berupa Al-Quran dapat dijadikan penolong dan sumber utama dalam menyelesaikan masalah hingga akhir ke Jabal Rahmah Saat Hari ArafahBersumber dari buku 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah yang ditulis oleh Asima Nur Salsabila, pada dasarnya tidak terdapat petunjuk langsung dari Rasulullah SAW yang menjadi dasar hukum bagi jemaah haji untuk menaiki Jabal Rahmah sebagaimana yang sering dilakukan oleh orang-orang saat hari itu, tidak ada petunjuk dari Rasulullah SAW ketika berhaji untuk menaiki gunung tersebut dan menjadikannya sebagai bagian dari manasik. Rasulullah SAW pernah berpesan dalam sabdanya, "Ambillah manasik haji dariku."Mengikuti Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin dan para sahabat setia serta pengikut Rasulullah SAW tidak pernah naik ke gunung tersebut ketika mereka sedang berhaji, juga tidak menjadikannya sebagai bagian dari manasik haji. Mereka hanya mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang pada saat itu juga tidak dari sumber yang sama, terdapat dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW berada di bawah gunung tersebut di sisi batu besar. Beliau bersabda, "Aku wukuf di sini, namun seluruh Arafah merupakan tempat yang boleh digunakan untuk melakukan wukuf. Naiklah dari perut Arafah."Oleh karena itu, para ulama menganggap bid'ah perbuatan yang menyatakan naik ke Jabal Rahma ketika berhaji malah meembuatnya dianggap sebagai bagian dari manasik haji. Sebab, menurut hadits riwayat Muslim, seseorang yang melakukan amalan yang tidak ada dalam tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya, maka amalannya akan sisi lain, bukan berarti mengunjungi Jabal Rahmah ketika berhaji menjadi larangan atau sesuatu yang diharamkan. Jadi, jelas bahwa mengunjungi Jabal Rahmah bukan salah satu ajaran dan hal yang dianjurkan oleh Rasulullah tetapi boleh dilakukan dengan maksud mulia lainnya seperti misalnya ziarah, menambah pengetahuan, atau sekadar melihatnya sebagai salah satu bukti kekuasaan penjelasan dari kisah mengenai bukit Jabal Rahmah yang menjadi salah satu destinasi jemaah haji yang berkesempatan untuk berkunjung.
๏ปฟJumat 25 Maret 2011. 7. Sunnah Khulafaur Rasyidin. Perlu kita ketahui, bahwa ada beberapa masalah keagamaan yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah masih hidup, tetapi diadakan oleh para sahabat Nabi dan Khalifah Rasyidin, seperti Abubakar, Umar, Usman, Ali radhiyallahu anhum ajma'in. Semua perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan bid'ah
Sekarang kita bahas soal Sunnah. Kita tahu Sunnah Nabi itu defisininya adalah perkataan aqwal, perbuatan afโ€™al dan penetapan taqrir dari Nabi Muhammad. Kita fokus pada perbuatan Nabi, sebagaimana diulas dalam kitab karya Syekh Wahbah az-Zuhaili yang berjudul Ushul al-Fiqh al-Islamiy jilid 1, halaman 478-440.Perbuatan Nabi itu ada tiga macam. Kita akan simak mana yang merupakan perbuatan yang berimplikasi syarโ€™i kepada kita selaku perbuatan jibliyah yang dilakukan beliau SAW dalam kapasitas sebagai manusia biasa, seperti duduk, berdiri, atau mayoritas ulama mengatakan tidak wajib mengikuti perbuatan Nabi yang dilakukan secara fitrah kemanusiannya. Namun ada yang berpendapat hal itu tetap dianjurkan untuk mengikuti Nabi seperti yang dicontohkan oleh sahabat Nabi, Abdullah bin Umar sampean mau ikut jumhur ulama gak? Kalau ikut jumhur, berarti perbuatan Nabi kategori pertama ini tidak wajib kita ikuti. Namun kalau sampean ingin mengikutinya silakan saja, karena hal itu juga sudah dicontohkan oleh Abdullah bin Umar RA. Hanya jangan memaksa orang lain untuk mengikuti pemahaman sampean atau menganggap orang lain tidak nyunnah karena tidak ikut cara duduk, berdiri, tidur, makan-minumnya Nabi Muhammad SAW. Boleh jadi kawan sampean itu justru mengikuti pendapat mayoritas perbuatan khusus yang dilakukan oleh Nabi saja dan bukan kewajiban untuk umatnya. Misalnya Nabi puasa terus menerus, wajib shalat tahajud, boleh menikah lebih dari 4, dan seterusnya. Perbuatan itu hanya khusus bagi Rasul SAW dan tidak disyariatkan untuk kita sebagai perkara yang wajib Rasul selain kedua jenis di atas menjadi tasyriโ€™ yg berlaku bagi kita. Kita dituntut untuk mengikuti dan meneladaninya. Untuk itu harus diketahui status perbuatan itu bagi kita apakah wajib, sunnah atau mubah. Ketetuannya adalah sebagai berikut. Ini artinya perbuatan Nabi dalam kategori ketiga ini punya konsekuensi hukum, namun tetap harus dipilah lagi.a perbuatan yang menjadi bayan penjelas atas kemujmalan ayat Qurโ€™an; atau yang menjadi taqyid pengait atas kemutlaqan dan sebagai takhsis pengkhusus atas keumumannya. Ini sudah masuk istilah teknis yg dibahas para pakar Ushul al-Fiqh. Sampean mesti cek sendiri istilah mubayan-mujmal, mutlaq-muqayyad, dan am-khas dalam kitab-kitab Ushul al-Fiqh. Gak mungkin tuntas semuanya dijelaskan dalam catatan saya ini. Harus ngaji di pondok untuk kita lanjut, yang bisa kita jelaskan di siniStatus hukum perbuatan ini mengikuti status seruan yang dijelaskan al-mubayyan. Jika yang dijelaskan oleh perbuatan Nabi itu wajib maka hukum perbuatan itu wajib. Jika yang dijelaskan sunnah maka sunnah melakukannya. Jika yang dijelaskan mubah maka mubah pula artinya tidak semua hal yang dilakukan Nabi itu wajib kita ikuti, terkadang hukumnya hanya sunnah dianjurkan, atau mubah boleh mengikutinya-boleh pula tidak.Contoh, perbuatan Nabi SAW dalam bentuk shalat merupakan bayan atas perintah shalat dlm al-Qurโ€™an. Hal itu dinyatakan secara tegas sharih dalam sabda Rasul saw.โ€ŽุตูŽู„ูู‘ูˆู’ุง ูƒูŽู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ููˆู’ู†ููŠู’ ุฃูุตูŽู„ูู‘ู‰ยปโ€œโ€ŽShalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.โ€Maka shalat mengikuti tata cara yang dilakukan Nabi itu sebuah keharusan. Namun bagaimana tata caranya, para ulama bisa berbeda-beda lagi memahaminya tergantung berbagai narasi yang mereka terima hasil laporan pandangan mata para Sahabat dalam melihat Nabi Rasulullah SAW dalam melaksanakan haji merupakan bayan atas seruan berhaji. Hal itu dinyatakan secara sharih dalam sabda Rasul saw.โ€Žุฎูุฐููˆู’ุง ุนูŽู†ูู‘ูŠู’ ู…ูŽู†ูŽุงุณููƒูŽูƒูู…ู’ยปโ€Žโ€Ambillah dariku tata cara haji kalian.โ€โ€ŽBegitu juga contoh soal batas potong tangan dan batas berwudhu sampai siku, meski ayat al-Qurโ€™an tidak menjelaskannya dengan rinci. Sunnah Nabi-lah yang menjelaskan perbuatan ini bayan mengikuti apa yg dijelaskan al-mubayan sehingga kemungkinan hukumnya bisa wajib, sunnah atau mubah. Sampai di sini, menentukan hukum mengikuti perbuatan Nabi tergantung qarinah indikasinya apakah wajib, sunnah atau mubah.b Perbuatan Rasulullah SAW juga ada yang dilakukan tanpa ada tujuan untuk menerangkan, atau menjelaskan sesuatu seperti di atas. Ini membutuhkan penelaahan. Kadang ada perbuatan Rasul yang tidak diketahui sifatnya apa mengandung hukum syaraโ€™ atau tidak. Maka para ulama mengkajinya dengan detil dan mendalam sebelum sampai pada analisa terhadap dalil itu sebuah keniscayaan. Bukan langsung โ€œdikunyahโ€ begitu saja hanya berdasarkan terjemahan hadits yang diviralkan di diketahui sifat perbuatan Nabi itu mengandung hukum syaraโ€™ baik wajib, mandub atau mubah maka kita sebagai umatnya mengamalkannya juga. Ini pendapat yang lebih pas menurut Imam Syawkani berdasarkan dalil Qurโ€™an dan tradisi sahabat jika perbuatan tersebut tidak diketahui hukumnya maka ada dua kemungkinan, yaitu terdapat sifat pendekatan diri kepada Allah qurbah atau tidak. Jika iya, maka hukum mengikutinya adalah sunnah, seperti shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan oleh Rasul tidak secara terus menerus kadang dikerjakan, kadang tidak. Maka ini indikasi mengikutinya itu hukumnya mandub dianjurkan. Hal ini karena dalam shalat dua rakaat itu ada unsur taqarub menurut Imam Malik perintah amr mengikuti Nabi itu wajib. Perbuatan Nabi SAW yang kadang mengerjakan, kadang tidak semata menunjukkan adanya thalab al-fiโ€™li tuntutan agar dilaksanakan. Di sini para ulama berbeda biasa aja lagi kalau ulama beda pendapat. Paham yah. Gak usah marah-marah tetapi, jika tidak ditemukan sifat qurbah karena berada dalam wilayah muโ€™amalah, bukan ibadah seperti contohnya jual beli, dan akad muzaraโ€™ah yg dilakukan oleh Nabi, maka hukum mengikutinya hanya mubah menurut Imam Malik. Ini pendapat yang dipilih oleh Ibn al-Hajib. Namun, lagi-lagi ulama berbeda pandangan, karena menurut Imam Syafiโ€™i itu masuk kategori dianjurkan mandub. Ini juga merupakan pendapat dari kebanyakan ulama sampai di sini ternyata perkara perbuatan afโ€™al Nabi mana yang harus diikuti, dan mana yang tidak punya konsekuensi hukum panjang diskusinya. Tidak semudah sebagian kalangan yang dengan enteng mengklaim ini dan itu sebagai sunnah Nabi yang harus kita ikuti. Ternyata para ulama mengajarkan kita untuk memilah dan menelaahnya terlebih bahan perbandingan kajian dari kitab Ushul al-Fiqh al-Islamiy karya Syekh Wahbah az-Zuhaili ini bisa kita compare dg apa yang dibahas oleh Imam al-Amidi, dalam kitabnya al-Ihkam fi Usul al-Ahkam, seperti pernah saya ulas di sini ngaji kita hari ini. Semoga bermanfaat, bi la ilma lana illa ma allamtana innaka antal alimul hakim Maha Suci Englau Ya Allah, sungguh kami tidak punya ilmu apapun kecuali apa-apa yg telah Engkau ajarkan kepada kami
Pq6d51.
  • lm59lyefbu.pages.dev/26
  • lm59lyefbu.pages.dev/408
  • lm59lyefbu.pages.dev/50
  • lm59lyefbu.pages.dev/239
  • lm59lyefbu.pages.dev/159
  • lm59lyefbu.pages.dev/174
  • lm59lyefbu.pages.dev/444
  • lm59lyefbu.pages.dev/334
  • mengikuti sunnah para sahabat dan khulafaur rasyidin merupakan perintah